Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Asosiasi Ungkap Sederet Tantangan di Industri Penerbangan, dari Jumlah Pesawat Susut hingga...

Ada 584 unit pesawat di Indonesia yang digunakan untuk kegiatan penerbangan niaga.

28 Oktober 2023 | 11.18 WIB

Calon penumpang melihat jadwal penerbangan lewat layar elektronik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin, 8 Agustus 2022. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengizinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat yang berkisar 15 persen hingga 25 persen tergantung jenis pesawat karena adanya fluktuasi harga bahan bakar pesawat (Avtur). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Perbesar
Calon penumpang melihat jadwal penerbangan lewat layar elektronik di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin, 8 Agustus 2022. Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengizinkan maskapai untuk menaikkan harga tiket pesawat yang berkisar 15 persen hingga 25 persen tergantung jenis pesawat karena adanya fluktuasi harga bahan bakar pesawat (Avtur). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia atau Apjapi mengungkapkan beberapa tantangan di industri penerbangan. Apa saja?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Banyak tantangan yang dihadapi maskapai kita," kata Ketua Apjapi Alvin Lie dalam seminar di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Jumat, 27 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertama adalah berkurangnya jumlah pesawat yang beroperasi. Ihwalnya, ketika pandemi Covid-19 banyak pesawat diistirahatkan karena ada pembatasan. 

Saat pandemi berakhir dan pesawat akan digunakan, pihak maskapai harus mengganti suku cadang pesawat-pesawat yang telah diistirahatkan selama beberapa waktu itu. Akibatnya, lanjut Alvin, terjadi kelangkaan suku cadang karena produsen tidak bisa serta merta menaikkan kuantitas produksi. 

Selain itu, fasilitas maintenance, repair, and overhaul (MRO) atau bengkel pesawat juga tidak bisa menaikkan kapasitasnya. Dengan demikian, terjadi antrian panjang MRO. Inilah, menurut Alvin, yang membuat jumlah pesawat di Indonesia banyak tapi yang beroperasi sedikit.

"Sebelum pandemi, pesawat yang beroperasi 600 unit. Selama pandemi susut ke 300-an dan pada saat ini sudah mulai tumbuh yang statusnya serviceable mencapai 419 unit, tapi masih di bawah level pra pandemi," tutur dia.

Sebagai perbandingan berdasarkan data Kemenhub per 26 Oktober 2023 yang ditayangkan dalam acara seminar ini, ada 584 unit pesawat di Indonesia yang digunakan untuk kegiatan penerbangan niaga. Adapun yang tidak beroperasi ada 165 unit.

"Tantangan berikutnya nilai tukar rupiah. Pekan-pekan ini nilai tukar sudah mendekati Rp 16.000, padahal biaya operasi maskapai tak lepas dari ini," ujar dia.

Lebih lanjut, dia menyebut ada tiga unsur utama dalam biaya operasi maskapai penerbangan. Pertama adalah bahan bakar pesawat atau avtur yang menyumbang sekitar 36 persen dari biaya operasi. Kemudian ada pemeliharaan sekitar 16 persen dan sewa pesawat atau penyusutan sebesar 14 persen. Jadi totalnya adalah 66 persen. 

Selain itu, kata dia, pemeliharaan pesawat membutuhkan suku cadang yang dihargai dalam mata uang dolar AS atau euro. Transaksi sewa pesawat dan avtur juga menggunakan valuta asing. Sehingga ini akan mengikuti fluktuasi kurs rupiah.

"Jadi ketika rupiah melemah, ini menjadi beban yang cukup serius bagi maskapai penerbangan, terutama maskapai penerbangan di Indonesia ini hidupnya dari rute domestik," ujar dia. 

Dia menjelaskan, tiket rute domestik dijual dalam rupiah. Sedangkan biaya-biaya yang dikeluarkan maskapai banyak yang dalam dolar AS. 

"Jadi di atas kertas kelihatannya laba, tapi prakteknya belum tentu laba. Ini menjadi tantangan yang dihadapi oleh maskapai penerbangan sehari-hari," tutur dia.

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus