Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Group Chief Executive Officer Axiata Group Vivek Sood buka suara soal nasib karyawan PT XL Axiata Tbk (EXCL) jika merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah rampung. Menurutnya, tidak akan ada rasionalisasi, termasuk pemutusan hubungan kerja atau PHK, setidaknya sebelum proses merger selesai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika nanti setelah jangka waktu tertentu ada rasionalisasi, support payment dan kompensiasinya sudah diperhitungkan secara fair, bahkan mungkin lebih dari fair,” kata Vivek Sood di Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Vivek Sood, pemegang saham telah berdiskusi supaya proses merger bisa memberikan hasil yang memuaskan bagi karyawan. Ia mengatakan perusahaan sangat terbuka kepada karyawan untuk tetap bekerja di MergeCo, entitas gabungan antara XL Axiata dan Smartfren. Sebagai informasi, Axiata Group memproyeksi proses merger bisa tuntas dalam tiga bulan ke depan dan bisa diresmikan pada semester I 2025.
Lebih lanjut, ia mengatakan, merger membuat perusahaan menjadi platform yang lebih kuat dan kompetitif. Selain itu, dapat menghadirkan peluang berbagai peran baru yang lebih beragam. “Terdapat akses kepada peran yang menarik, proyek beragam, dan pengalaman baru bagi karyawan,” kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur XL Axiata Dian Iswarini mengatakan telah mengadakan rapat bersama karyawan. Rapat itu, kata Dian, membahas mekanisme insentif hingga penghargaan agar karyawan merasa nyaman saat bertransisi ke MergeCo.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Serikat Pekerja XL Axiata Henry Machsuni mengonfirmasi telah dilakukan rapat bersama pimpinan XL Axiata dan Axiata Group Berhad pada Rabu pagi. Namun, ia belum bisa mengungkapkan detail pembahasan pada rapat tersebut.
“Hari ini karyawan diundang townhall, untuk level group head secara offline. Sedangkan karyawan lain menyimak online via Zoom,” kata Henry lewat aplikasi perpesanan.
Sebelumnya, Henry mengatakan karyawan PT XL Axiata Tbk. merasa nasibnya tidak jelas di tengah rencana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Menurutnya, banyak karyawan yang menjadi khawatir dengan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Kami sangat paham dalam proses merger akan ada rasionalisasi. Penggabungan dua usaha pasti slot pekerjaan berkurang,” kata Henry saat dihubungi Tempo pada Senin, 9 Desember 2024.
Terlepas dari potensi dampak merger terhadap karyawan, Henry berharap ada kejelasan dari Axiata Group Berhad yang berbasis di Malaysia, selaku perusahaan induk dari PT XL Axiata Tbk. Menurutnya, sejak rencana merger bergulir SPXL telah dua kali bertemu perwakilan dari Axiata Group. Namun, belum ada kejelasan tentang proyeksi kondisi perusahaan setelah merger nantinya.