Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sasis bus berukuran besar makin langka.
Produsen kewalahan memenuhi permintaan sasis bus.
Kelangkaan pasokan sasis akan terjadi hingga 2023.
PEPATAH yang menyebutkan perencanaan yang baik adalah separuh dari keberhasilan berlaku bagi Kurnia Lesani Adnan. Direktur Utama PT SAN Putera Sejahtera yang mengoperasikan perusahaan otobus (PO) Siliwangi Antar Nusa ini tak mengalami kesulitan saat perusahaan lain jungkir balik karena sasis bus sleeper yang berukuran besar kian langka. "Kami sudah deal dengan produsen sejak Juli lalu, jadi sekarang enggak ikut berebut," katanya kepada Tempo pada Selasa, 27 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini operator bus tengah pusing lantaran sasis alias kerangka kendaraan plus mesinnya langka di pasar. Kelangkaan sasis mengemuka pada Oktober 2022, saat pengusaha bus dan perusahaan karoseri berkumpul dalam pameran Busworld Southeast Asia 2022 yang digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat. Ketika itu operator bus mendapat pengakuan dari dealer dan agen pemegang merek kendaraan yang biasa membuat sasis untuk bus bahwa produk mereka tak bisa mencukupi kebutuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Direktur PT Adiputro Wirasejati, David Jethrokusumo, sasis dengan nomor identifikasi kendaraan (NIK) 2023 baru akan dikirim pada April mendatang. Sedangkan sasis dengan NIK 2022 sudah tandas. “Mercedes-Benz, misalnya, semua jenis sasis bus buatan mereka sudah habis,” tuturnya pada Selasa, 27 Desember 2022. Sommy Lumadjeng, direktur perusahaan karoseri New Armada yang juga menjabat Ketua Umum Asosiasi Karoseri Indonesia, membenarkan informasi tersebut. “Kabarnya akan berlanjut sampai kuartal I 2023,” ujarnya.
Sasis yang langka adalah untuk truk dan bus berbobot kotor atau gross vehicle weight (GVW) 16-24 ton. GVW adalah akumulasi bobot kosong kendaraan dan berat maksimal yang dapat diangkut. Dengan sasis ukuran itu, perusahaan karoseri bisa membuat bodi sepanjang 12-13,5 meter. Kerangka itu digunakan oleh bus-bus besar, seperti bus sleeper yang saat ini sedang naik daun.
Sejumlah bus sleeper menggunakan sasis Mercedes-Benz 1626, 1836, dan 2542; Scania K360IB dan K410IB; serta Hino RN285, RK280, dan RM280. Daftar pemesan sasis jenis ini sudah sangat panjang. “Waiting list kami sudah 400-an unit. Kami belum bisa memenuhi permintaan konsumen, yang rata-rata operator bus ukuran besar,” kata Chief Operating Officer PT Hino Motors Sales Indonesia Santiko Wardoyo pada Kamis, 29 Desember 2022.
Menurut Santiko, ada beberapa penyebab langkanya sasis bus. Pertama, perusahaan otomotif tak menduga bisnis angkutan bus pulih begitu cepat setelah dihantam pandemi Covid-19 sepanjang 2020-2021. Hal ini terjadi setelah pada pertengahan 2022 pemerintah mengendurkan kebijakan pembatasan perjalanan. Walhasil, banyak orang bepergian, antara lain dengan bus. Saat jumlah permintaan akan sarana transportasi berupa bus naik, produsen sasis gelagapan. "Kenaikan permintaan sasis bus baru terjadi pada semester II,” ujarnya.
Penyebab kedua, Santiko melanjutkan, adalah kenaikan angka permintaan bus berukuran besar setelah bisnis bus sleeper dengan aneka variasinya makin marak. Dia mengklaim Hino sudah membaca gelagat ini. Tapi kecepatan pemasokan komponen sasis yang mayoritas berasal dari luar negeri tak sebanding dengan ledakan permintaan. “Kami coba sesuaikan produksi, tapi tidak bisa secepat itu. Pengaturan komponen tidak bisa dilakukan serentak,” dia menjelaskan. Hino dan produsen lain kini berupaya menenangkan para pelanggan sembari menunggu percepatan produksi.
Salah satu pelanggan setia Hino adalah Rasidin Karyana, co-founder dan Direktur PT Sinar Jaya Megah Langgeng, pemilik PO Sinar Jaya. Haji Rasidin—sapaan pria 66 tahun itu—adalah pengguna sasis bus Hino tipe lama ataupun yang terbaru. Dari seribu lebih bus milik PO Sinar Jaya, mayoritas sasis dan mesinnya buatan Hino. Termasuk sasis Hino RM280 yang sudah memiliki standar Euro4.
CO Founder PO Bus Sinar Jaya, H Rasidin Karyana di dalam bus premium di Pool Bus Sinar Jaya, Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, 30 Desember 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Menurut Rasidin, Santiko sudah menghubunginya beberapa bulan lalu. Saat itu, dia menerangkan, Santiko mengabarkan bahwa Hino bakal terlambat menyuplai sasis untuk Sinar Jaya. “Setiap minggu kami saling berkabar dan beliau memberitahukan kesulitan itu,” tuturnya pada Jumat, 30 Desember 2022.
Tidak hanya berdampak pada armada Sinar Jaya, Rasidin melanjutkan, kelangkaan itu juga merembet ke anak usaha mereka yang menjadi dealer Hino, yaitu PT Sinar Jaya Prima Niaga. Perusahaan ini tak hanya memasok bus Hino ke Sinar Jaya, tapi juga ke pelanggan lain. Rasidin membenarkan dugaan para pengusaha karoseri yang menyebutkan sasis bus berukuran jumbo tandas karena angka peminatnya tinggi. Banyak perusahaan mulai jorjoran bermain di segmen bus mewah seperti bus sleeper dan bus multiclass, yang menyediakan sejumlah kelas tempat duduk dalam satu unit bus.
Sinar Jaya mengoperasikan bus sleeper pada 2019. Unitnya pun terus bertambah dan kini sudah mencapai 12. Sebanyak 10 unit di antaranya melayani lima rute dan dua lainnya menjadi cadangan atau melayani permintaan sewa. “Masih ada 30 unit pesanan kami yang belum dikirim dealer,” ujar Rasidin.
Rasidin mengatakan naiknya jumlah penumpang bus kelas mewah seiring dengan membaiknya infrastruktur jalan, terutama sejak beroperasinya jalan tol Trans Jawa dan sebagian jalan tol Trans Sumatera. Salah satu bus sleeper Sinar Jaya melayani rute Jakarta-Malang. “Kami juga operator bus sleeper Jakarta-Surabaya via Trans Jawa. Awalnya sepi, sekarang malah ramai,” katanya.
Kelangkaan sasis juga terjadi pada Mercedes-Benz. Sinar Jaya, yang menjadi dealer resmi Mercedes di Surabaya lewat PT Transforma Oto Prima, pun sulit memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Selain menggunakan sasis Hino, beberapa tahun lalu Sinar Jaya memakai mesin dan sasis Mercedes-Benz seperti OH 1636, OH 1836, 2542, dan RM280 yang punya bagasi luas.
Kepala Pengembangan Produk dan Pemasaran PT Daimler Commercial Vehicles Indonesia Faustina mengaku perusahaannya sulit memenuhi permintaan sasis bus Mercedes-Benz karena terjadi lonjakan jumlah permintaan, terutama untuk bus berbobot lebih dari 10 ton. Kenaikan itu, menurut dia, terjadi pada September-November 2022. “Kenaikannya 103 persen dari tahun lalu,” ucapnya pada Rabu, 28 Desember 2022.
Salah satu penyebabnya, Faustina menambahkan, sejumlah perusahaan otobus memesan sasis lebih awal. Pemesanan 2023 maju ke kuartal IV 2022. Hal ini terjadi karena mereka menyiapkan armada untuk Idul Fitri 2023 yang jatuh pada April atau lebih awal dari biasanya. Sasis yang saat ini dibuat pun adalah untuk mesin dengan standar Euro3 seperti Mercedes OH 1526 dengan GVW 16 ton. Sasis ini adalah produk yang mendapat dispensasi, setelah mesin diesel baru wajib memiliki standar emisi Euro4 mulai April 2022.
Menurut Faustina, Mercedes-Benz baru akan meluncurkan sasis bus berstandar Euro4 pada kuartal II 2023. “Kami sedang menyiapkan kapasitas produksi maksimum untuk sasis bus berstandar emisi Euro4 dan Euro5 untuk model 16 dan 10 ton,” katanya. “Beberapa pelanggan sudah mulai memasukkan pesanannya lewat dealer resmi kami.”
Sedangkan kelangkaan pasokan sasis merek Scania berhubungan dengan seretnya pasokan semikonduktor atau komponen elektronik yang biasa dipakai dalam rangkaian mesin. Menurut Kepala Divisi Truk Bus dan Crane PT United Tractors Tbk Andreas, setelah pandemi mereda, pemulihan produksi pabrik sasis bus tidak secepat sasis untuk truk. “Permintaan bus baru naik pada 2022. Begitu naik, tiba-tiba banyak,” ucapnya. United Tractors adalah agen pemegang merek Scania di Indonesia.
Andreas mengungkapkan, waktu tunggu produksi bus Scania mencapai lima bulan sejak pemesanan. Semua sasis bus Scania yang dirakit di Indonesia berasal dari pabrik di Swedia dan beberapa negara lain di Eropa. “Order terbanyak untuk bus antarkota antarprovinsi,” tuturnya. United Tractors sedang menggenjot penjualan sasis Scania K410IB 6x2 untuk kendaraan dengan enam roda sepanjang 12 meter lebih.
Agar pelanggan tak kecewa, kata Andreas, Scania bakal memenuhi semua pesanan hingga kuartal III 2023. Kini ada 20 perusahaan yang telah menggunakan bus Scania, dari operator bus swasta, penyedia transportasi publik seperti PT Transjakarta, hingga perusahaan tambang semacam PT Amman Mineral Nusa Tenggara. “Kami mengejar segmen premium,” ujarnya. Pas dengan pasar bus sleeper yang sedang populer.
KHAIRUL ANAM, RETNO SULISTYOWATI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo