Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berita Tempo Plus

Beda Nasib BUMN Konstruksi

Perusahaan BUMN karya diprediksi tak membagikan dividennya pada awal tahun ini. Seiring dengan pelemahan kinerja.  

16 Maret 2023 | 00.00 WIB

Gerai BUMN Karya dalam pameran Infrastructure Connect 2022 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, 23 November 2022. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Gerai BUMN Karya dalam pameran Infrastructure Connect 2022 di JiExpo Kemayoran, Jakarta, 23 November 2022. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Perusahaan konstruksi pelat merah diprediksi kembali tak membagikan dividennya pada awal tahun ini.

  • Kinerja Waskita Karya, PT PP, Wijaya Karya, dan Adhi Karya terpantau belum naik signifikan.

  • Proyeksi perbaikan laba BUMN konstruksi akan berada pada kejelasan pelaksanaan Ibu Kota Nusantara (IKN).

JAKARTA - Perusahaan konstruksi pelat merah diprediksi kembali tak membagikan dividennya pada awal tahun ini. Sejak pandemi, kelompok BUMN sektor ini terpantau berhenti menebar dividen seiring dengan pelemahan kinerja yang terjadi.  

Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menuturkan berbeda dengan BUMN perbankan yang mencatatkan keuntungan berlipat dan dividen jumbo, BUMN konstruksi masih belum menunjukkan kondisi fundamental yang kuat, baik dari sisi pendapatan maupun perolehan laba. Perusahaan justru banyak dibayangi beban liabilitas atau kewajiban utang yang menumpuk.

“Saham BUMN sektor konstruksi masih kurang menarik, sehingga investor harus wait and see untuk pergerakannya sampai benar-benar uptrend,” ujarnya, kemarin, 15 Maret 2023. Sentimen positif seperti rangkaian kontrak proyek baru dan peningkatan pendapatan bakal ditunggu investor untuk mendorong kenaikan harga saham hingga perolehan laba ke depan.

Kinerja PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk memang terpantau belum naik signifikan seperti pra-pandemi. Laba bersih PTPP sepanjang 2022 hanya naik 2,15 persen secara tahunan menjadi Rp 271,69 miliar. Sedangkan WSKT diprediksi mengalami rugi, setelah labanya tergerus beban utang jumbo. Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2022, WSKT menjadi emiten dengan liabilitas terbesar, yaitu Rp 82,4 triliun.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Ghoida Rahmah

Bergabung dengan Tempo sejak Agustus 2015, lulusan Geografi Universitas Indonesia ini merupakan penerima fellowship Banking Journalist Academy batch IV tahun 2016 dan Banking Editor Masterclass batch I tahun 2019. Pernah menjadi juara Harapan 1 Lomba Karya Jurnalistik BPJS Kesehatan di 2016 dan juara 1 Lomba Karya Jurnalistik Kategori Media Cetak Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021. Menjadi Staf Redaksi di Koran Tempo sejak 2020.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus