Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bukopin berupaya meninggalkan citra lama sebagai bank bermasalah.
Pasar baru terbuka setelah masuknya Kookmin Bank.
Jaringan usaha Kookmin segera menyusul masuk ke industri keuangan Indonesia.
SILUET beringin dalam lingkaran bergaris-garis hijau tak ada lagi. Lambang yang puluhan tahun menjadi identitas Bank Bukopin itu bersalin rupa menjadi garis-garis kuning yang saling silang membentuk huruf k dan b. Sepintas coretan logo baru ini membentuk wujud bintang yang bersinar terang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diperkenalkan pertama kali kepada publik, Rabu, 10 Maret lalu, atribut baru Bukopin itu sebenarnya adalah logo KB Kookmin Bank. Kelompok usaha keuangan terbesar asal Korea Selatan itu resmi menguasai mayoritas saham Bukopin, sekaligus menjadi pengendali tunggal, pada September 2020. Bukopin pun kini menjadi PT Bank KB Bukopin Tbk. “Kami berkeras agar nama Bukopin ini ada sehingga dengan kekuatan lokal bisa menjadi global,” kata Direktur Utama Bank KB Bukopin Rivan Achmad Purwantono kepada Tempo, Kamis, 18 Maret lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Slogan baru “Bersama, Kita Bintang Finansialnya” cukup menggambarkan mimpi Bukopin dengan perubahan logo tersebut. Sederet ambisi anyar pun ditetapkan tinggi-tinggi. Dalam lima tahun ke depan, Bukopin bermimpi bisa naik kelas ke Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV, kategori bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Selama ini Bukopin bertengger di BUKU III dengan modal inti per September 2020 di kisaran Rp 8,24 triliun.
Pemegang saham dan pengurus perusahaan agaknya ingin cepat-cepat mengubah wajah Bukopin, yang sejak 2018 terimpit masalah permodalan. Sejak awal Maret lalu, Rivan bersama perwakilan direksi dan komisaris berkeliling ke sejumlah kota besar untuk bertemu dengan nasabah utama dan prioritas. “Untuk mengembalikan kepercayaan nasabah,” ucap Rivan.
Rivan tahu tugasnya tak mudah. Setahun lalu, masalah permodalan mulai merembet ke likuiditas bank. Tahun lalu, Badan Pemeriksa Keuangan mempublikasikan hasil audit terhadap kegiatan pengawasan bank umum di Otoritas Jasa Keuangan pada 2017-2019. Bukopin ikut menjadi sorotan publik lantaran laporan itu mencatatnya sebagai satu di antara tujuh bank berstatus dalam pengawasan intensif.
Tak pelak, duit nasabah pun mengalir keluar dengan deras. Laporan keuangan Bukopin per September 2020 mencatat dana simpanan nasabah tersisa Rp 50,89 triliun, menyusut 37 persen dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bagi Rivan, masuknya KB Kookmin Bank tak hanya menjadi angin segar bagi masalah permodalan Bukopin, tapi juga dalam soal likuiditas. Total dana Kookmin yang masuk ke Bukopin sejauh ini mencapai US$ 780 juta, atau sekitar Rp 11,2 triliun dengan kurs Rp 14.372 per dolar Amerika Serikat, dalam bentuk setoran modal dan dana simpanan. Pada triwulan IV 2020, rasio kecukupan modal Bukopin meningkat hingga 16,34 persen.
Yang menarik, Bukopin kini punya sumber dana baru. Masuknya Kookmin ternyata diikuti pembukaan rekening perusahaan dan individu Korea Selatan di Bukopin. Hingga November 2020, nilainya mencapai Rp 1,6 triliun. Data ini menambah keyakinan Rivan untuk serius menggarap pasar nasabah keuangan global, terutama dari Korea Selatan.
Lee Kang-hyun salah satu nasabah baru Bukopin. Mantan Vice President Samsung Indonesia yang kini menjadi Chief Operating Officer Hyundai Motor Asia Pacific ini membuat rekening sebulan lalu. Menurut dia, menjadi nasabah bank yang berhubungan dengan negara asalnya memberikan jaminan tersendiri.
Lee, yang juga menjabat Presiden Kamar Dagang dan Industri Korea Selatan di Indonesia (Kocham), menilai peluang KB Bukopin menggarap pasar warga negara Korea Selatan di Indonesia cukup besar. "Kookmin adalah bank yang cukup lama beroperasi di Korea Selatan dan dipercaya masyarakat," kata Lee kepada Tempo, Jumat, 19 Maret lalu.
Toh, dukungan modal dan basis pasar bukan satu-satunya yang akan diandalkan Bukopin dari pengendali barunya. Menurut Rivan, perseroan akan memanfaatkan kemampuan manajemen dan teknologi informasi yang dimiliki Kookmin. Dia optimistis transformasi digital Bukopin terwujud dalam dua tahun mendatang.
Kookmin punya misi serupa. Senior Managing Director KB Financial Group Inc Cho Nam-hoon menyebutkan masuknya KB Kookmin ke KB Bukopin hanya langkah pertama dari rencana besar kelompok usahanya. Menurut dia, tak lama lagi perusahaan-perusahaan finansial di bidang sekuritas, aset manajemen, dan asuransi KB Financial Group ikut masuk ke pasar Indonesia. "Impian kami melalui KB Bukopin bisa memberikan layanan terpadu melalui digital platform yang disediakan," tutur Cho, Rabu, 10 Maret lalu.
Membayangkan besarnya rencana yang disiapkan raksasa keuangan Negeri Ginseng lewat anak usahanya itu, Rivan tak risau akan potensi munculnya pandangan miring terhadap Bukopin yang dicengkeram perusahaan multinasional. "Nasionalisme tidak dilihat dari kepemilikannya, tapi kontribusinya kepada pelaku ekonomi di Indonesia," ucap Rivan.
AISHA SHAIDRA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo