Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bank Dunia: Negara Berkembang di Asia Timur dan Pasifik Tumbuh Tertinggi di 2021

Bank Dunia meramalkan pasar dan ekonomi negara berkembang (EMDEs) di Asia Timur serta Pasifik pada 2021 akan tumbuh paling besar secara global.

30 Januari 2021 | 11.27 WIB

Pengangkatan Mari Pangestu akan berlaku pada 3 Maret 2020. Dalam peran barunya, dia akan mengawasi program kerja Bank Dunia, mengawasi kelompok penelitian dan data Bank Dunia (DEC), serta fungsi hubungan eksternal dan korporat. Dok TEMPO/Jacky Rachmansyah
Perbesar
Pengangkatan Mari Pangestu akan berlaku pada 3 Maret 2020. Dalam peran barunya, dia akan mengawasi program kerja Bank Dunia, mengawasi kelompok penelitian dan data Bank Dunia (DEC), serta fungsi hubungan eksternal dan korporat. Dok TEMPO/Jacky Rachmansyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia meramalkan pasar dan ekonomi negara berkembang (EMDEs) di Asia Timur serta Pasifik pada 2021 akan tumbuh paling besar secara global. Rata-rata pertumbuhan ekonomi negara berkembang di wilayah tersebut mencapai 7,4 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Forecast menunjukkan negara maju kontraksinya lebih rendah, tapi recovery-nya lebih buruk daripada sebelumnya. Sedangkan negara berkembang kontraksinya lebih parah, tapi recovery-nya lebih baik dari ngeara maju,” ujar Direktur Bank Dunia Mari Elka dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia atau ILUNI UI, Sabtu, 30 Januari 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertumbuhan pasar dan ekonomi negara berkembang di Asia Timur serta Pasifik pada 2021 melampaui negara lain. Berdasarkan prediksi Bank Dunia, negara-negara di Eropa dan Central Asia akan tumbuh sekitar 3,3 persen. Sedangkan di negara Amerika Latin dan Karibia 3,7 persen; Timur Tengah dan Afrika Utara 2,1 persen; Asia Selatan 3,3 persen; serta Sub-Sahara Afrika 2,7 persen.

Adapun di Indonesia, Mari mengatakan negara diuntungkan karena berada di wilayah kerja sama strategis. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terpengaruh oleh Cina yang merupakan satu dari segelintir negara yang pertumbuhan ekonominya positif selama krisis.

Indonesia sejauh ini memang telah menjalin hubungan kesepakatan di pelbagai sektor, termasuk dalam sektor perdagangan, dengan Cina.  “Tentu Indonesia di 2021  akan terpengaruh faktor Tiongkok,” kata Mari.

Adapun secara global, pertumbuhan ekonomi pada 2021 diproyeksikan sebesar 4 persen atau kembali pulih setelah sebelumnya mengalami kontraksi cukup dalam. Pada 2020, Bank Dunia telah meramal pertumbuhan ekonomi terkontraksi -4 persen.

Mari mengatakan pemulihan ekonomi dapat segera tercapai bila negara-negara di dunia memperbaiki kebijakannya dengan bercermin pada kondisi krisis pandemi. Namun ia tak memungkiri bahwa krisis karena pandemi lebih besar efeknya ketimbang krisis-krisis sebelumnya.

Bahkan, Bank Dunia mencatat krisis karena pandemi merupakan krisis terparah sejak Perang Dunia II. “Hampir semua negara mengalami kontraksi sepanjang 2020,” tutur Mari Pangestu.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus