Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bank Indonesia Lakukan Intervensi untuk Menstabilkan Nilai Tukar Rupiah

Bank Indonesia akan mengintervensi pasar off-shore dan domestik untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

7 April 2025 | 16.59 WIB

Penukaran uang pecahan baru di layanan penukaran uang dari mobil kas keliling Bank Indonesia di Masjid Universitas Diponegoro, Semarang, 14 Maret 2025. Bank Indonesia membuka layanan penukaran uang baru untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta senilai Rp 24,8 triliun untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2025. Tempo/Budi Purwanto
material-symbols:fullscreenPerbesar
Penukaran uang pecahan baru di layanan penukaran uang dari mobil kas keliling Bank Indonesia di Masjid Universitas Diponegoro, Semarang, 14 Maret 2025. Bank Indonesia membuka layanan penukaran uang baru untuk wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta senilai Rp 24,8 triliun untuk memenuhi kebutuhan Lebaran 2025. Tempo/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia akan melakukan sejumlah intervensi di pasar off-shore (Non Deliverable Forward/NDF) guna menstabilkan nilai tukar rupiah dari tingginya tekanan global. Langkah tersebut diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Senin, 7 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan pemerintah Amerika Serikat pada 2 April 2025 dan respons kebijakan retaliasi tarif oleh pemerintah Tiongkok pada 4 April 2025 telah menimbulkan gejolak pasar keuangan global. “Tekanan terhadap nilai tukar rupiah telah terjadi di pasar off-shore atau Non Deliverable Forward (NDF) di tengah libur panjang pasar domestik dalam rangka Idul Fitri 1446H,” ujar Ramdan dalam keterangan resminya pada Senin, 7 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ramdan menyebut intervensi di pasar off-shore dilakukan Bank Indonesia secara berkesinambungan di pasar Asia, Eropa, dan New York. Langkah lainnya, Bank Indonesia juga akan melakukan intervensi di pasar domestik sejak awal pembukaan pada 8 April 2025 dengan mengintervensi pasar valas serta pembelian Surat Berharga Negara di pasar sekunder.

Selain itu, Ramdan mengatakan Bank Indonesia juga akan melakukan optimalisasi instrumen likuiditas rupiah untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar uang dan perbankan domestik. “Serangkaian langkah-langkah Bank Indonesia ini ditujukan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah serta menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor terhadap Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya, nilai rupiah sempat menembus angka Rp 17.000 per dolar Amerika Serikat di pasar asing atau NDF selama lebaran. Kemudian pada perdagangan Jumat, 4 April 2025, rupiah sempat menyentuh level Rp 17.006 per dolar AS. Pemberlakuan tarif impor AS dianggap jadi salah satu pemicunya. 

Analis Forex Ibrahim Assuabi mengatakan ada berapa data fundamental yang memengaruhi penguatan dolar. “Misal data ketenagakerjaan AS yang ternyata lebih baik dibanding ekspektasi sebelumnya,” katanya lewat pernyataan resmi dikutip Ahad, 6 April 2025. Selain itu, menurut Ibrahim, penguatan dolar disebabkan testimoni Bank Sentral AS atau The Fed pada Jumat malam. The Fed mengisyaratkan penurunan suku bunga belum akan terjadi dalam waktu dekat. Penurunan suku bunga saat ini disebut terlalu dini, khsusnya dalam kondisi ekonomi global sedang bermasalah dan inflasi yang masih tetap tinggi.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus