Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Corporate Secretary PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rudi As Aturridha menyampaikan Bank Mandiri secara rutin melakukan review suku bunga dana maupun kredit dengan mempertimbangkan suku bunga acuan dan suku bunga pasar, kondisi likuiditas, serta arah kebijakan pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Suku bunga deposito telah kami turunkan sebanyak 3 kali di tahun ini dan masih mungkin diturunkan kembali mengikuti perkembangan pasar," katanya, Jumat 13 November 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kondisi likuiditas perbankan saat ini dinilai baik dengan pertumbuhan dana masyarakat cukup solid. Hal itu tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank yang sebesar 12,88 persen secara tahunan (yoy) per September 2020 menjadi Rp6.651 triliun.
Angka pertumbuhan ini naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 11,64 persen yoy. Selain itu, rasio kredit terhadap simpanan atau loan deposit ratio/LDR melonggar dari 85,11 persen menjadi 83,16 persen pada bulan kesembilan tahun ini.
Pelaku industri perbankan pun masih optimistis tetap dapat terus menurunkan suku bunga dana dan menjaga kepercayaan nasabah, sambil mempertimbangkan penurunan ke suku bunga kreditnya.
Rudi melanjutkan seiring penurunan biaya dana atau cost of fund (CoF), perseroan pun melihat suku bunga kredit masih berpotensi untuk diturunkan kembali mengikuti perkembangan pasar.
Terlebih yield kredit di Bank Mandiri telah terus turun dibandingkan tahun lalu dan berada di kisaran 7 persen. Pada tahun ini, emiten dengan kode saham BMRI ini telah menurunkan suku bunga (dasar) kredit untuk segmen korporasi, ritel, mikro dan konsumsi sebesar 10 hingga 600 basis poin.
"Bahkan, pada bulan Oktober 2020 suku bunga dasar kredit segmen konsumer telah kami turunkan untuk ketiga kalinya seiring penurunan biaya dana."