Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Kepala dan Juru Bicara Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Troy Pantouw membantah terjadi deforestasi hutan Kalimantan akibat pengembangan IKN. Menurut dia, klaim kerusakan hutan itu merupakan hal yang keliru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Secara tegas saya sampaikan, tidak ada desforestasi hutan Kalimantan akibat pembangunan IKN. Itu sangat keliru. Justru yang kami lakukan adalah menghutankan kembali alias reforestasi," kata Troy dalam pesan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 6 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Troy menyampaikan bahwa selain hutan tanaman industri nantinya akan dikembangkan hutan dengan berbagai tanaman atau dikembalikan ke hutan hujan tropis. Dia juga mengklaim bahwa IKN memiliki area persemaian yang bertujuan untuk reforestasi di Mentawir dengan potensi 15 juta bibit tanaman per tahun. Troy mengklaim bahwa sekitar 65 persen wilayah IKN merupakan area hijau untuk reforestasi, sekitar 25 persen untuk infrastruktur, dan sisanya merupakan area untuk tanaman pangan.
Sebelumnya, Deputi Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Myrna Safitri mengatakan penyusutan luas hutan alam di IKN yang sempat dipotret oleh satelit NASA telah terjadi dalam sejak beberapa dekade lalu.
"Penyebabnya konversi hutan alam menjadi beberapa peruntukan, seperti hutan tanaman monokultur, perkebunan sawit, tambang, transmigrasi, dan lain-lain," kata Myrna melalui pesan tertulis kepada Tempo, Selasa, 5 Maret 2024.
Myrna menuturkan, wilayah pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) di IKN merupakan eks areal hutan tanaman eukaliptus. "Area tersebut memang secara periodik ditebang karena masuk daur panen, sekitar 6 tahunan."
Myrna juga mengklaim pembangunan di KIPP dilakukan dengan hati-hati. Ia berujar, penebangan dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan. Areal yang ditebang pun dilakukan penanaman kembali.
"Areal lain yang belum ditebang, dilakukan pengayaan dengan menanam jenis-jenis tanaman endemik," tutur Myrna.
Sebelumnya satelit NASA memotret kondisi terbaru kawasan hutan Kalimantan pada Februari 2024 dan membandingkannya dengan kondisi pada April 2022 lalu. Hasilnya, kawasan hutan yang hijau tampak menyusut.
NASA (Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat) merilis potret perubahan kawasan hutan di IKN melalui laman Earth Observatory NASA dengan judul "Nusantara: A New Capital City in the Forest". Dalam rilis itu disebutkan, sejak musim panas 2022, hutan di Kalimantan Timur mengalami perubahan pesat.
"Jalan telah diukir pada lanskap dan bangunan didirikan di dekat Teluk Balikpapan di Kalimantan Timur, seiring Indonesia membangun ibu kota baru," demikian disampaikan NASA.
Nasa menjelaskan, potret kawasan IKN pada April 2022 dan Februari 2024 itu ditangkap menggunakan Operational Land Imager-2 atau OLI-2 di Landsat 0 dan OLI di Landsat 8. Pada gambar yang dipotret pada 2024, tanah telah terbuka untuk jaringan jalan yang dibuat di dalam hutan.
"Hamparan daratan dan perairan pantai yang sedang dikembangkan kaya akan keanekaragaman hayati dan rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan lumba-lumba Irrawaddy," tulis NASA. "Meskipun lokasinya banyak berubah selama setengah tahun terakhir, kota ini masih jauh dari selesai. Konstruksi direncanakan selesai pada 2045."
SAVERO ARISTIA WIENANTO | RIRI RAHAYU