Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan pembiayaan PT BCA Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru pada kuartal III/2021 yang telah melampaui kinerja sepanjang periode 2020, yang notabene terpengaruh pandemi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim menjelaskan penyaluran yang mencapai Rp 17,36 triliun per akhir September 2021 masih terbilang on the track, kendati pada periode ini kasus Covid-19 sempat kembali memuncak sehingga menyebabkan diterapkannya kembali pembatasan sosial oleh pemerintah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pembiayaan baru sampai September 2021 sebesar Rp 17,36 triliun tercatat masih tumbuh 53 persen [year-on-year/yoy] dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini pun karena [kinerja bulanan] Juli dan Agustus hanya di kisaran Rp 1,5 triliun, lebih rendah dari rata-rata kami biasanya [di kisaran Rp 2 triliun]," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu, 30 Oktober 2021.
Sekadar informasi, pandemi sempat memukul kinerja pembiayaan baru anak usaha PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) ini hanya di Rp 15,78 triliun sepanjang 2020. Piutang pembiayaan kelolaan setelah pencadangan pun terjun bebas, tepatnya dari Rp 9,47 triliun pada 2019 menjadi Rp 6,89 triliun pada tutup buku 2020.
Bagi perusahaan pembiayaan yang berfokus ke pembiayaan mobil baru ini, perpanjangan subsidi pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sebesar 100 persen untuk beberapa tipe mobil hingga akhir tahun diharapkan menjadi pendorong. Roni mengungkap bahwa pihaknya masih mengincar pembiayaan baru pada periode 2021 ini sudah terbilang bagus apabila sanggup ditutup di kisaran 75 persen dari capaian sebelum pandemi atau periode 2019 yang ketika itu mencapai Rp33,2 triliun.
"BCA Finance sejauh ini masih memiliki kinerja keuangan yang baik dan nonperforming loan [NPL] yang juga masih bisa dikendalikan dengan baik. Jadi, induk usaha masih tetap full support kami dengan komposisi joint financing masih tetap sama, yaitu di 95 persen dari total portofolio pembiayaan," tambahnya.