Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BCA Syariah menyatakan pasar halal Indonesia memiliki potensi yang sangat besar bagi perkembangan perbankan syariah. Presiden Direktur BCA Syariah John Kosasih memaparkan pasar halal Indonesia mencakup 10 persen dari total pengeluaran halal Tanah Air yang bernilai sekitar Rp3.300 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengeluaran ini berasal dari makanan dan minuman, pariwisata, fesyen, kosmetik, obat-obatan, dan media. Bahkan, pengeluaran ini akan terus tumbuh hingga US$4.800 pada 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi potensi perbankan syariah ini, sudah pasti tidak ada yang mampu mengelak. Mau pandemi atau tidak pandemi, dia tetap besar," katanya dalam dalam webminar Diskusi Mikro Forum Syariah Cobisnis, Jumat 9 Oktober 2020.
John memaparkan, di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, aset perbankan syariah pada Juli 2020 masih mampu tumbuh 10 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional yang hanya 5,5 persen.
Di samping itu, penyaluran pembiayaan pun masih cukup progresif di tengah pandemi, yakni 10,3 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvensional yang hanya tumbuh tipis 1,2 persen.
John menyampaikan perbankan syariah tanah air cukup fokus pada pengembangan usaha mikro kecil menengah yang porsinya saat ini sampai 98 persen.
Jumlah debitur yang besar ini, menurutnya, akan menjadi katalis positif bagi bank syariah untuk tumbuh lebih baik bersama debitur. Apalagi ketika perbankan mampu mendorong debitur naik kelas.
John menyebutkan perseroan saat ini cukup fokus pada pengembangan teknologi informasi. Untuk tahap awal, perseroan berupaya mendorong nasabah untuk aktif menggunakan aplikasi mobile banking.
Namun, ke depan perseroan tetap akan berupaya untuk memanfaatkan basis data agar mampu menyalurkan kredit secara online yang bermafaat unutk menekan beban administrasi kredit.