Di tengah berbagai bencana alam, teror bom, dan serangan virus radang pernapasan akut (SARS), ternyata masih ada hal yang bisa dibanggakan pada tahun 2003. Salah satunya adalah prestasi Bursa Efek Jakarta (BEJ), yang berhasil membukukan kenaikan indeks 63 persen sepanjang tahun ini menjadi 687,163 poin—hanya kalah oleh bursa Thailand, yang meningkat 109 persen.
”Masih lebih baik dibandingkan dengan indeks saham di bursa Singapura, Hong Kong, bahkan Dow Jones di New York Stock Exchange, yang naik 25,3 persen,” kata Direktur Utama BEJ, Erry Firmansyah, pekan lalu.
Dari sisi kapitalisasi pasar, BEJ juga mencatat peningkatan hingga Rp 493 triliun atau naik 72,33 persen dibandingkan dengan tahun lalu, yang hanya mencapai Rp 268,4 triliun, dengan rata-rata nilai perdagangan mengalami kenaikan 4,83 persen dari Rp 492 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 516,7 miliar. ”Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya indeks dan masuknya beberapa perusahaan milik negara ke bursa,” ujar Erry.
Para emiten yang baru masuk pada 2003 itu ialah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., PT Bank Mandiri Tbk., Perusahaan Gas Negara Tbk., PT Asuransi Jasa Tania Tbk., PT Tempuran Emas Tbk., dan PT Arona Bina Sejati Tbk.
Y. Tomi Aryanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini