Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Hikmah Sapi Gila

4 Januari 2004 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selalu ada hikmah di balik bencana. Kata-kata yang sering disampaikan sebagai petuah itu agaknya cocok dalam kasus merebaknya serangan virus bovine spongiform encephalopathy (BSE) atau penyakit sapi gila di Amerika Serikat pekan-pekan ini. Sementara para peternak Amerika gigit jari akibat serangan penyakit itu, para perternak di dalam negeri justru melihat peluang bisnis yang semakin terbuka lebar. Dengan tujuan melindungi sumber daya hayati nasional dan mencegah masuknya penyakit itu ke Tanah Air, pekan lalu Menteri Pertanian Bungaran Saragih mengeluarkan keputusan penghentian sementara masuknya daging dan produk sapi lainnya dari Amerika. Itu berarti ada kebutuhan sebanyak 6.500 ton per tahun daging di pasar kita yang kehilangan pasokan. Jumlah tersebut memang hanya kurang dari 4 persen dari total impor per tahun, yang sebagian besar didatangkan dari Selandia Baru dan Australia. Namun, menurut Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Nurindro Trikesowo, peluang itu tetap bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak peran peternak lokal dalam berbagi pasar domestik. Y. Tomi Aryanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus