Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bentuk Holding UMKM, Menteri Maman Singgung Sampoerna Grup

Maman belum menyebutkan berapa banyak holding UMKM yang telah terbentuk sejak digagas pada Desember 2024.

20 Maret 2025 | 21.34 WIB

Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman saat ditemui  di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, pada Kamis, 20 Maret 2025. TEMPO/Dian Rahma
Perbesar
Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, pada Kamis, 20 Maret 2025. TEMPO/Dian Rahma

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyinggung Sampoerna Group saat ditanya perkembangan program holding UMKM.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nama tersebut disinggung Maman sebagai contoh perusahaan besar yang menaungi pembinaan UMKM. "Di beberapa sektor sudah jalan holding UMKM ini. Salah satu contohnya itu yang dilakukan oleh Sampoerna Group. Sampoerna Group itu punya 340 ribuan UMKM binaan," katanya saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, pada Kamis, 20 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Maman, Sampoerna Group berhasil mengonsolidasikan ratusan UMKM binaan itu dengan skema closed-loop inclusive business system sesuai yang ia usung dalam holding UMKM. Skema itu bertujuan agar industri besar seperti Sampoerna Grup bisa memberdayakan UMKM seperti sub-holdingnya. 

Tak hanya bertindak sebagai pembina UMKM, Maman menilai Sampoerna Grup akan menjadi off taker atau pengumpul hasil produksi lewat perusahaan-perusahaan retailnya. "Sampoerna Grup juga menyiapkan sebagai off-tacker. Dibuatlah beberapa perusahaan-perusahaan retail, dan itulah jadi ruang kesempatan yang dilakukan oleh UMKM untuk bisa menjual produk-produk barangnya," katanya. 

Saat ini Maman mengatakan Sampoerna Grup memiliki sekitar 240 ribu retail yang tersebar di seluruh Indonesia. Ia ingin itu dioptimalkan dan ditiru di sektor lain dalam hal pengembangan Holding UMKM. Contoh sektor yang dibidik oleh Maman adalah peternakan ayam. "Dalam urusan peternakan ayam, yang di mana kami bisa fasilitasi dengan beberapa perusahaan-perusahaan franchise ayam-ayam goreng," ucap Maman. 

Kendati tak menyebut berapa target persisnya, Maman mengklaim ia ingin setiap bulan terbentuk Holding UMKM. Kementerian yang dipimpin Maman akan mendorong pengembangan Holding UMKM setelah menemukan kecocokan suatu sektor usaha yang dengan sistem closed loop inclusive. "Karena ini memang salah satu pola kami untuk supaya bisa mendorong dan menumbuhkembangan UMKM."

Sebelumnya Maman mengungkap tujuan pembentukan holding UMKM ini adalah untuk menghubungkan para UMKM dengan industri yang lebih besar. Sehingga, dapat menciptakan rantai pasok pada UMKM dan industri besar.

Maman memberikan contoh UMKM yang berhasil masuk dalam rantai pasok industri besar adalah industri otomotif. Dia menyebut, dalam produksi mobil dalam negeri, pasokan jok dan komponen lain telah memberdayakan perusahaan UMKM. Oleh karena itu, dia ingin mereplikasi hal ini pada sektor-sektor lainnya.

Maman menilai, UMKM di sektor-sektor yang lain seperti pertanian, makanan dan minuman, serta merchandise potensial untuk masuk ke rantai pasok industri yang lebih besar. Untuk mewujudkan hal tersebut, Maman mengatakan, kementeriannya akan memberikan dukungan melalui berbagai cara, seperti pelatihan produksi, akses pembiayaan, perencanaan bisnis, hingga menyiapkan rantai pasok serta investor. 

Sehingga, ekosistem dalam holding UMKM ini dapat menjadi sebuah satu kesatuan yang tak lagi terpecah satu sama lain. Lebih lanjut, dia mengatakan, nantinya, UMKM holding ini akan terdiri dari sekitar 4.000 UMKM. Maman berharap, dengan dibentuknya holding UMKM ini, dapat mendukung sektor UMKM sehingga mampu berkembang dan naik kelas. 

Mengingat, UMKM merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar dalam perekonomian nasional. Melansir data dari BPS, UMKM memiliki peran besar dalam perekonomian nasional dengan menyumbang 60,5 persen dari PDB dan menyerap sekitar 97 persen dari tenaga kerja nasional.

Oyuk Ivani Siagian berkontribusi pada penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus