BAGAIMANA mengkaitkan kegiatan penerangan di daerah dengan PIN?
Ternyata belum semuanya nyantel. "Sampai kini kami belum
menerima petunjuk," tutur Sukarman, kepala kantor Deppen
Kabupaten Kudus. Cerita serupa dikemukakan Soemarto Martowiyoto,
kepala Puspenmas Kabupaten Banyumas, dan Heru Mardi Santoso,
B.A., kepala seksi humas Kanwil Deppen, Yogyakarta. "Wah, belum
bisa dilaksanakan hari ini," ujar Heru Mardi Santoso.
Petunjuk dari Jakarta ternyata datangnya memang mepet. Kanwil
Deppen Ja-Teng, misalnya, menerima petunu lewat teleks, baru
pada 19 Mei. Padahal peresmian di Jakarta, seperti diketahui,
keesokan harinya. Karena itu di Ja-Teng sendiri, semua hal
sehubungan dengan memfungsikan "serambi depan", "baru dalam
taraf persiapan," menurut G. Sugeng, kepala Kanwil Deppen
Ja-Teng. Program pun belum banyak disusun, katanya.
Meski begitu, seperti yang sudah-sudah, kegiatan penerangan
pembangunan sudah berjalan. Ada sekitar 3.000 pegawai penerangan
di sana. Bahkan juru penerangannya (jupen) sudah dengkapi
sepeda motor atau mobil berpengeras suara. Sudah sekitar 490-an
kendaraan dibagikan kepada para jupen. Mereka melakukan
penerangan di daerah kerjanya mengenai, misalnya, yang
belakangan ini digencarkan, soal GMT (Gerhana Matahari Total).
Caranya, melalui jalur LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa),
atau pada saat berlangsung pertemuan di kecamatan. Juga dengan
membina kelompok pendengar (Klopen) RRI di desa-desa.
Sedang Kanwil Deppen DI Yogya masih diliputi kebingungan,
mengenai siapa yang harus menangani serambi depan di daerahnya.
Sebab yang dapat memberi penerangan mengenai "keberhasilan
program pembangunan" hanya kepala bidang. Padahal kepala bidang
ada enam orang. "Apa mereka kuat bekerja 24 jam," tanya Suparno,
kepala bidang penyusunan program dan evaluasi Kanwil Deppen
Yogya.
Suparno Juga mempersoalkan kelangkaan dana. Alhasil, yang baru
bisa dilakukan Kanwil Deppen Yogya hanyalah, "mulai saat ini
siap menerima tamu." Sementara usaha P. Purba, kepala Kanwil
Deppen Sum-Ut, merekrut sebagian besar tenaga di kantor
Penerangan Daerah Tingkat II, agar Puspenmas bisa buka 24 jam
dan meningkatkan para jupen mirip "kamus berjalan", yang dapat
melayani segala pertanyaan masyarakat.
Tapi A. Gofar, 56 tahun, kepala seksi Penmas Kandep Kabupaten
OKI (Ogan Komering Ilir), sudah jauh-jauh hari bekerja 24 jam
dalam tugasnya sebagai jupen. Tak jarang ia bersepeda sendirian
menembus hutan pada dini hari. Bahkan, ketika mencapai desa di
pelosok timur pantai Sumatera, yang memerlukan angkutan air
sejauh 60 km, biasanya seminggu ia baru bisa pulang ke rumah.
"Tapi saya puas mengabdi sebagai jupen," katanya. Dia lebih suka
mendatangi masyarakat, berkicau, daripada duduk-duduk di serambi
depan. Agaknya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini