Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Berkicau di serambi depan

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA mengkaitkan kegiatan penerangan di daerah dengan PIN? Ternyata belum semuanya nyantel. "Sampai kini kami belum menerima petunjuk," tutur Sukarman, kepala kantor Deppen Kabupaten Kudus. Cerita serupa dikemukakan Soemarto Martowiyoto, kepala Puspenmas Kabupaten Banyumas, dan Heru Mardi Santoso, B.A., kepala seksi humas Kanwil Deppen, Yogyakarta. "Wah, belum bisa dilaksanakan hari ini," ujar Heru Mardi Santoso. Petunjuk dari Jakarta ternyata datangnya memang mepet. Kanwil Deppen Ja-Teng, misalnya, menerima petunu lewat teleks, baru pada 19 Mei. Padahal peresmian di Jakarta, seperti diketahui, keesokan harinya. Karena itu di Ja-Teng sendiri, semua hal sehubungan dengan memfungsikan "serambi depan", "baru dalam taraf persiapan," menurut G. Sugeng, kepala Kanwil Deppen Ja-Teng. Program pun belum banyak disusun, katanya. Meski begitu, seperti yang sudah-sudah, kegiatan penerangan pembangunan sudah berjalan. Ada sekitar 3.000 pegawai penerangan di sana. Bahkan juru penerangannya (jupen) sudah dengkapi sepeda motor atau mobil berpengeras suara. Sudah sekitar 490-an kendaraan dibagikan kepada para jupen. Mereka melakukan penerangan di daerah kerjanya mengenai, misalnya, yang belakangan ini digencarkan, soal GMT (Gerhana Matahari Total). Caranya, melalui jalur LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), atau pada saat berlangsung pertemuan di kecamatan. Juga dengan membina kelompok pendengar (Klopen) RRI di desa-desa. Sedang Kanwil Deppen DI Yogya masih diliputi kebingungan, mengenai siapa yang harus menangani serambi depan di daerahnya. Sebab yang dapat memberi penerangan mengenai "keberhasilan program pembangunan" hanya kepala bidang. Padahal kepala bidang ada enam orang. "Apa mereka kuat bekerja 24 jam," tanya Suparno, kepala bidang penyusunan program dan evaluasi Kanwil Deppen Yogya. Suparno Juga mempersoalkan kelangkaan dana. Alhasil, yang baru bisa dilakukan Kanwil Deppen Yogya hanyalah, "mulai saat ini siap menerima tamu." Sementara usaha P. Purba, kepala Kanwil Deppen Sum-Ut, merekrut sebagian besar tenaga di kantor Penerangan Daerah Tingkat II, agar Puspenmas bisa buka 24 jam dan meningkatkan para jupen mirip "kamus berjalan", yang dapat melayani segala pertanyaan masyarakat. Tapi A. Gofar, 56 tahun, kepala seksi Penmas Kandep Kabupaten OKI (Ogan Komering Ilir), sudah jauh-jauh hari bekerja 24 jam dalam tugasnya sebagai jupen. Tak jarang ia bersepeda sendirian menembus hutan pada dini hari. Bahkan, ketika mencapai desa di pelosok timur pantai Sumatera, yang memerlukan angkutan air sejauh 60 km, biasanya seminggu ia baru bisa pulang ke rumah. "Tapi saya puas mengabdi sebagai jupen," katanya. Dia lebih suka mendatangi masyarakat, berkicau, daripada duduk-duduk di serambi depan. Agaknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus