Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Tempat bertanya apa saja

Pusat informasi nasional, bertempat di ruang auditorium dep. penerangan, diresmikan oleh menpen, harmoko. melayani segala macam informasi dan menerima masukan bahan informasi dari mana saja. (md)

28 Mei 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RUANG auditorium di lantai bawah Departemen Penerangan berubah. Ada sudut penerima tamu, sejumlah meja kursi pengunjung, serta banyak bahan informasi di rak-rak. Berkarpet tebal, warna hijau muda, ruangan itu dilengkapi dua mesin teleks, bernomor 44349 dan 301 DEP JKT dan sebuah telepon 347091. Itulah serambi ruang depan penerangan Pusat Informasi Nasional (PIN). Diresmikan Menteri Penerangan Haji Harmoko pada Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei lalu, PIN melengkapi perangkat penerangan Deppen yang telah ada. Hadir ketiga Menko (Polkam, Ekuin, dan Kesra) pada upacara peresmian itu. Semuanya diminta Harmoko mengajukan pertanyaan dan pesan ke daerah. Melalui telepon Menko Kesra H. Alamsyah Ratuperwiranegara bertanya kepada Ka Kanwil Deppen Sumatera Barat tentang persiapan penyelenggaraan MTQ Nasional ke-13 di Padang. Menko Ekuin Ali Wardhana, yang dengan serius menghadapi mesin teleks, tampak lancar berhubungan dengan Kanwil Deppen Jawa Tengah di Semarang. Ia menanyakan perkembangan harga 9 bahan pokok. Sementara Menko Polkam Surono agak tersendat-sendat mengetuk teleks menyampaikan pesan kepada Kanwil Deppen Sul-Sel, agar stabilitas nasional dipertahankan. Semua itu merupakan sekelumit gambaran bagaimana kegiatan PIN selanjutnya. Dengan tambahan ruang di lantai atas, yang disebut "dapur pengolah", sedikitnya ada 34 pejabat, dari eselon I-IV (sekjen sampai kepala seksi) dan staf, bertugas bergantian selama 24 jam terus menerus. lara pejabat itu dikelompokkan dalam bidang-bidang polkam, ekuin, dan kesra. Ada sejumlah desk untuk tiap-tiap bidang itu. Mereka bertindak antara lain sebagai pengumpul, pengolah, dan penghasil produk informasi bidang masing-masing. Hasil kerja mereka ini selanjutnya diteruskan kepada para petugas pelayanan penerangan yang berada di serambi depan penerangan tadi. Dengan pembagian bidang yang sama, para petugas pelayanan penerangan bertugas menerima dan meniawab pertanyaan dari segala kalangan masyarakat. Juga mereka melayani permintaan bahan informasi, menyediakan bahan referensi dan mendistribusikan bahan penerangan kepada media massa. Mereka semua terdiri dari para pejabat dari semua direktorat jenderal yang ada di Deppen (Penerangan Umum, RTF dan Pembinaan Pers dan Grafika). "Kehadiran PIN akan memberi getaran penerangan yang lebih luas," kata Menpen Harmoko pada upacara itu. Pengumpulan dan pelayanan segala macam informasi mengenai dan sekitar masalah pembangunan memang jadi sasaran utama kegiatan PIN. Mengenai segala rencana pembangunan, PIN memperolehnya dari Bappenas. Sedang bahan informasi mengenai pelaksanaan dan hasil pembangunan, diperoleh dari departemen dan lembaga pemerintah. "Tapi pada dasarnya segala informasi, sepanjang hal itu diketahui dan ada pada PIN, bisa diminta masyarakat," tutur Drs. M. Gultom, direktur Penerangan Umum (Penum), Deppen. Ia juga penanggung jawab sementara PIN, sampai penanggung jawab tetapnya ditunjuk Menpen. "Tapi tak berarti kami serba tahu," kata Gultom lagi. Karena itu bahan informasi yang belum dipunyai, PIN akan mengusahakannya dari pihak lain. Bisa dari aparat Deppen sendiri atau dari departemen dan instansi pemerintah lainnya. Juga dari daerah yakni dari Kanwil Deppen (di daerah tingkat I) dan Kantor Deppen Kabupaten/Kotamadya yang dilengkapi Puspenmas (Pusat Penerangan Masyarakat). Penerangan-penerangan di wilayah ini selain memberi bahan informasi untuk PIN juga mendapat suplai data informasi dari PIN, yang diwajibkan melengkapinya di daerah masing-masing. Sampai Sabtu siang, setelah PIN selamat melewati hari pertamanya bekerja 24 jam terus menerus, memang banyak pertanyaan diterimanya. Sejak pertanyaan mengenai data PIN dan peresmiannya, sampai tentang berapa jumlah masjid dan sarana peribadatan yang dibangun pemerintah, jumlah kendaraan di DRI Jakarta, dan bunga deposito berjangka sampai April. Semuanya -- kebanyakan per telepon -- menurut petugas, "sudah dijawab, kecuali tentang deposito yang belum lengkap, karena bank tutup." Pertanyaan yang tak bisa dijawab secara cepat, dijanjikan menjawabnya kemudian. Sedang penanya yang datang langsung ke kantor PIN di Merdeka Barat, diwajibkan menuliskan nama dan pertanyaannya dalam formulir rangkap dua. "Bukan untuk mempersulit, tapi guna pendokumentasian dan memperlancar pencarian kembali, bila permintaan informasi baru bisa dijawab kemudian," tutur seorang petugas. Selain pertanyaan dan permintaan informasi, PIN juga menerima masukan bahan informasi dan berita dari masyarakat, berupa apa pun. Termasuk berita mengenai SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan), yang menurut Gultom, PIN hanya akan menyajikannya sesuai kebijaksanaan resmi yang diambil instansi yang berkompeten. Sedang bahan yang disajikan merupakan informasi yang sudah jadi keputusan resmi pemerintah. Karena itu, kata Gultom, "PIN tidak melakukan sensur, misalnya, suatu berita boleh disiarkan atau tidak." Tampaknya fungsi PIN tak berbeda dengan perangkat RRI, TVRI, dan lainnya. "Semua sarana penerangan itu merupakan pendukung PIN," kata Gultom. PIN dan perangkat penerangan di daerah, menurut Gultom, "ibarat dalam suatu peperangan: fungsinya bagaikan pasukan infantri, yang menyiapkan landasan untuk bergerak." Karena itu, katanya, juru penerangan (jupen) di daerah memegang peranan amat penting. Ia berdiri paling depan dalam memberikan motivasi dan penerangan kepada masyarakat. Tapi sesungguhnya PIN bukan organisasi baru. Pembentukannya sudah tercantum dalam SK Menpen 1975. Ia merupakan salah satu unit dari Direktorat Jenderal Penerangan Umum. Anggarannya juga diambil dari anggaran Ditjen ini. Bahwa pembentukannya baru terlaksana sewindu kemudian, karena terlebih dulu Puspenmas yang harus dibangun, sebagai perangkat penerangan di daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus