Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Berpacu dalam otc

Peluncuran saham pertama di bursa paralel indonesia, dikenal sebagai pasar over the counter yang dikeluarkan pt zebra taksi, surabaya, diserbu peminat. banyak perusahaan ingin melepas ketergantungan pada bank.

11 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

HARI-hari ini, sebuah ruangan kecil di lantai 3 Gedung Bursa Jakarta ramai dikunjungi orang. Ruangan yang tak lebih dari 50 meter persegi itu, Rabu awal Februari ini, disesaki tak kurang dari 60 orang, yang ingin menyaksikan awal peluncuran saham pertama di Bursa Paralel Indonesia (BPI). Dan saham itu dikeluarkan oleh PT Zebra Taksi, Surabaya. Bursa yang juga dikenal sebagai pasar OTC (over the counter) itu, tampaknya bakal bisa lebih ramai dari jual-beli efek di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menggelindingnya saham Zebra bisa dilihat sebagai adanya keinginan banyak perusahaan untuk melepaskan ketergantungan pada kredit bank. Saham Zebra yang diterbitkan sebanyak 2,5 juta lembar di Kota Buaya itu, dan ditawarkan dengan harga perdana Rp 1.500 per saham sebulan lalu, tahu-tahu bisa over-subscribed lebih dari 300 persen. Artinya, jumlah pemesannya melebihi tiga kali lipat dari jumlah yang ditawarkan. Pada hari Rabu pekan lalu itu, misalnya, tak kurang dari 8.800 saham Zebra diperdagangkan dengan harga sampai Rp2.500 selembar, dan berpindah tangan dalam satu jam transaksi. Berlangsung saban hari, Senin sampai Jumat, transaksi BPI dibuka pada pukul 09.00 dan ditutup pukul 10.00. Empat penjamin emisi Zebra -- yakni Bappindo, IFI, Merincorp, dan Indovest-juga bertindak selaku pembentuk pasar, yang aktif merangsang terjadinya transaksi antar-mereka dan dengan investor luar. Antara lain mereka berkewajiban melakukan transaksi minimal satu lot (100 lembar) saham setiap hari. Bagi para investor bukan berarti bahwa pembelian saham itu hanya bisa dilakukan di Gedung Bursa di Jl. Medan Merdeka Selatan. Bila ada minat, para investor bisa menghubungi para brokernya -- sekarang ada 43 broker, umumnya berkantor di Gedung Bursa -- untuk membeli saham Zebra di kantor-kantor para pembentuk pasar ini. Begitu ada transaksi, para pembentuk pasar disarankan untuk selalu melaporkannya kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE). "Kalau dilaporkan kan bakal ketahuan, apakah saham yang masuk BPI diminati orang atau tidak. Kalau tak diminati, buat apa masuk BPI, " kata Erwin A. Koetin, bekas orang BI yang kini menjabat sebagai Ketua Harian BPI, kepada TEMPO, seusai transaksi Senin siang pekan ini. Tapi setelah umur BPI memasuki hari ke-4, Koetin masih belum mengetahui apakah lebih banyak investor individual atau instutusional yang ikut "berpacu dalam OTC". Ketua Bapepam Marzuki Usman mengharapkan agar investor-investor kecil bisa memperoleh tambahan penghasilan dari bermain di BPI ini. Jalur BPI memang sengaja dibuka untuk memperluas kegiatan pasar modal Indonesia, yang sejak dibuka 11 tahun lalu hanya mencatat 24 perusahaan yang go public. Bahkan sejak 1984, belum ada satu perusahaan pun yang masuk ke Bursa Primer itu. Beberapa persyaratan yang lebih ketat diterapkan di BEI, diduga membuat ruang geraknya tidak cukup lebar untuk menjaring perusahaan-perusahaan kecil. Sedangkan BPI -- yang memberi keleluasaan dan persyaratan yang longgar -- lebih merangsang perusahaan-perusahaan kecil untuk masuk ke dalamnya -- Zebra misalnya. Zebra mulai menggelinding di Surabaya dengan armada liliput, 25 taksi Ford Laser, pada Mei 1987. Hanya dalam waktu setahun perusahaan yang dipimpin oleh Pudjianto MBA itu bisa melaju dengan 300 taksi. Ambisinya, pada akhir tahun ini Zebra sudah punya 500 taksi meter. Dan optimisme itu juga sekaligus menjadi iming-iming enam perusahaan lainnya untuk ikut berpacu di OTC. Yang paling dekat dan, kabarnya, sudah disetujui Bapepam adalah PT Sofyan Hotel Yang lain sedang menunggu giliran, sepert PT Jaya Pari Steel, PT Asia Permai Electronics, dan PT Hero Supermarket. Ini memang bukan lagi kelompok bisnis kelas pas-pasan. Di London, yang masuk bursa paralel macam-macam -- bisa perusahaan susu keripik, sampai sanggar tari. Tapi di Reno, Nevada, Amerika Serikat, gila-gilaan. Menurut Business Week, 26 Agustus 1985, yang masuk OTC antara lain adalah saham Mustang Ranch. Harap maklum, ini bukan usaha ternak kuda, tapi lokalisasi pelacuran resmi yang, kabarnya, mengaut untung yang tidak kecil. Pantas kalau sahamnya berkibar-kibar.Bachtiar Abdullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum