LEPINDO (Lembaga Prasetya Pancakarsa Indonesia) lebih merupakan forum dialog pengusaha, bukan asosiasi bisnis. Namun kini terjun ke bisnis. Memang tidak secara langsung, tapi melalui sayap bisnisnya, yakni PT Wira Nusantara, yang tergabung dalam Konsorsium Pengusaha Komoditi. Mitra dagang yang dirangkul pun adalah konsorsium 34 pengusaha dari Inggris, dipimpin Peter Mc Intyre. Tak kurang dari Rp 1,5 trilyun yang akan dialirkan oleh para investor asing itu. Empat proyek besar yang semua berlokasi di Sumatera Utara siap menampung modal tersebut. Di Belawan akan dikembangkan obyek wisata laut, sementara di Besitang akan dibangun sebuah pabrik orange juice. Lahan 500 ha telah disiapkan untuk menyediakan bahan baku yang dipasok petani. Dua proyek lainnya, peternakan babi dan sebuah pabrik semen. Peternakan babi yang kini sedang dalam taraf pembersihan lahan (10 ha) berlokasi di Talunkenas. Sedangkan pabrik semen akan mengambil lokasi di Tapanuli Utara. Sebelumnya Ravavi Wilson, ketua Lepindo, dan mitra asingnya telah menyurvei Tanah Karo dan Bahorok yang ternyata tak cocok untuk pabrik semen. Banyak pihak meragukan proyek ini, karena Tapanuli Utara termasuk daerah rawan gempa. "Tetapi, dengan teknologi mutakhir, gempa bukan persoalan lagi," ujar Wilson optimistis. Teknologi yang katanya bisa mengatasi gempa itu akan diimpor dari Jerman dan Korea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini