GARUDA Maintenance Facilities (GMF), yang terletak di ujung barat Bandar Udara Soekarno-Hatta, sungguh bisa dibanggakan. Semua pesawat milik Garuda, dari Fokker sampai Boeing 747-200, bisa dirawat (overhaul) di situ. Dengan demikian, pesawat yang sudah habis jam terbangnya (sekitar 26.000 jam atau empat tahun) bisa diperbarui kembali. Kemampuan itu sudah dibuktikan GMF dengan mengoverhaul Boeing 747-200 pekan lalu. Wakil Presiden KLM, Van Ameyden, juga memuji mutu pekerjaan GMF. GMF memang bisa menekan biaya overhaul. Menurut Dirut Garuda, M. Soeparno, overhaul untuk Boeing 747-200 di luar negeri biasanya sekitar US$ 5,26 juta. Sedangkan di GMF cuma US$ 4,35 juta. Dengan potensi seperti ini, kelak GMF direncanakan bisa menjadi satu unit mandiri seperti PT Merpati dan PT Aerowisata. Menurut sumber di GMF, setidaknya ada sebuah perusahaan Amerika yang akan mengirim satu pesawat Boeing setiap bulan, ke bengkel milik Garuda ini. Satu kali overhaul diperkirakan memberi penghasilan kepada GMF sekitar US$ 2,2 juta. Itu terdiri dari pekerjaan overhaul (36.000 jam kerja x US$ 30) ditambah sewa parkir sekitar US$ 800 per hari. Tapi investasi GMF cukup besar. Menurut Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia, Achmad Soebianto, biaya untuk pembangunan hanggarnya saja sekitar Rp 300 milyar. Kemudian biaya latihan tenaga kerja -ada yang dilatih ke Swiss dan Belanda -sekitar Rp 50 milyar. Untunglah, mega-proyek ini sudah jalan. Kalau tidak, mungkin terkena penjadwalan kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini