Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bisnis Sepekan

21 Januari 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Aksi Korporasi Bakrie

PT Bakrie and Brothers akan menerbitkan saham baru (right issue) senilai Rp 40,1 triliun. Sebelumnya, perusahaan ke­luarga Bakrie itu akan mengurangi jumlah saham yang beredar (reverse stock). Ju­ga menerbitkan waran senilai Rp 2,9 tri­liun. ”Right issue dilakukan setelah reverse stock. Prosesnya selesai sekitar akhir­ April,” kata Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Bobby Gafur Umar, Jumat pe­kan lalu.

Seluruh dana yang terkumpul rencana­nya akan dipakai untuk mengakuisisi tiga anak perusahaannya: PT Bumi Resources, PT E­nergi Mega Persada, dan PT Bakrieland Development. Diperkirakan aksi korporasi ini menelan dana Rp 48,44 triliun. Bobby mengatakan telah ada tiga pembeli siaga dalam right issue ini, yaitu Danatama Makmur, Bakrie Capital Indonesia, dan Credit Suisse.

Menurut dia, masuknya dana segar ini membuat perusahaan mempunyai kapasitas finansial dalam berekspansi. Dengan demikian, Bakrie and Brothers akan menjadi perusahaan induk yang menyatukan pengelolaan lima unit usaha, yaitu telekomunikasi, perkebunan, infrastruktur, per­tambangan, dan properti.

Bursa Global Ambruk

KEPANIKAN akan resesi ekonomi di Amerika merontokkan hampir semua indeks saham bursa, pekan lalu. Ini dimulai dengan ambruknya bursa di Wall Street pada Selasa. Pada perdagang­an hari berikutnya, indeks Hang Seng, Hong Kong, terjun 1.403,14 poin atau 5,37 per­sen, terendah di antara bursa-bursa utama dunia. Bursa Indonesia, Malaysia, Jepang, Singapura, dan Cina juga runtuh. Tak terkecuali Nasdaq, Dow Jones, dan London.

Ambruknya bursa global itu dipicu kerugian Citigroup Inc. sebesar US$ 9,8 miliar pada kuartal keempat. Salah satu bank terbesar di dunia itu diterjang kredit macet hipotek perumahan (subprime mortgage). Dampaknya, perusahaan keuangan itu kabarnya akan memecat 20 ribu karyawannya untuk memangkas biaya. ”Banyak analis menyebutkan akan ada kabar buruk selanjutnya,” kata Trent Muller, analis ABN Amro.

Benar juga. Sebagian bursa makin tertekan sehari sesudahnya ketika keluar data perumahan dan manu­faktur yang buruk. Bursa kian ambrol setelah perusahaan sekuritas Merrill Lynch mengumumkan kerugian US$ 9,83 miliar pada kuartal keempat tahun lalu—membengkak empat kali lipat le­bih dari kuartal ketiga, yang merugi US$ 2,2 miliar. Ini kerugian terbesar sepanjang perusahaan itu berdiri.

Walau di akhir pekan sebagian bursa mulai naik, Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia masih terseok. Pada penutupan transaksi akhir pekan lalu, IHSG turun 38,147 poin menjadi 2.611,132. Pemerintah pun bersikap waspada. Namun Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis ancaman resesi Amerika tidak akan langsung mempengaruhi Indonesia. ”Tidak berarti transmisinya langsung ke Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Listrik Prabayar PLN

Guna mengejar target hemat listrik, Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara Eddie Widiono meluncurkan program baru, Listrik Prabayar, di Bandung pekan lalu. Program ini tak jauh berbeda dengan pembelian pulsa ponsel ”prabayar”.

Di sini, konsumen tinggal membeli kilowatt-hour (kWh) dalam bentuk token (angka 20 digit) sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. PLN akan menyediakan token dengan harga Rp 20 ribu-Rp 1 juta, yang bisa dibeli di sejumlah tempat khusus, seperti kantor pos dan Bank Bukopin.

Nantinya, angka token dimasukkan ke meteran listrik di rumah sehingga di layar akan muncul harga kWh yang dibeli. Harga itu akan terus turun sesuai dengan pemakaian listrik. Jika kWh tinggal Rp 5, tanda peringatan akan berbunyi. ”Di sini, konsumen bisa mengendalikan sendiri pemakaiannya,” kata Deputi Manajer Komunikasi PLN Jawa Barat dan Banten, Bambang Dwiyanto.

Nah, Bandung dijadikan sebagai pilot project untuk program ini karena infrastrukturnya lebih siap. Selanjutnya, program ini akan diperluas di seluruh wilayah Jawa Barat dan Banten.

Divestasi Newmont Kelar

KEBUNTUAN penjualan saham 10 persen PT Newmont Nusa Tenggara ke pemerintah daerah sejak dua tahun lalu berakhir sudah. Selasa pekan lalu, di gedung Badan Koordinasi Penanam­an Mo­dal, Newmont rela melepas saham kepada tiga pemerintah daerah.

Dalam divestasi senilai US$ 391 juta atau Rp 3,67 triliun itu, Pemerintah Kabupaten­ Sumbawa Barat mengan­tongi 3 persen saham. Sisa­nya menjadi jatah Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupa­ten Sumbawa. Pembagian di antara keduanya akan dibicarakan segera. ”Januari ini paling lambat,” kata Muhammad Lutfi, Ketua BKPM, yang menjadi fasilitator.

Kesepakatan ini babak baru dalam divestasi saham Newmont. Sebelumnya, Newmont selalu berkeberatan bila pemerintah daerah mendapat sokongan investor swasta. Bila ada investor swasta terlibat, Newmont minta mekanisme penjualan melalui business to business. Namun kesepakatan pekan lalu tetap bersifat business to government. Meski begitu, Lutfi menambahkan, ”Klausul kontrak menjelaskan per­usahaan swasta bisa membeli saham atas nama pemda.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus