Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Boediono mengingatkan pemerintah Prabowo Subianto untuk berhati-hati menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan saat ini. Hal ini ia sampaikan dalam pidatonya di acara Indonesia Economic Summit 2025 pada Selasa, 18 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jaga kebijakan fiskal dan moneter secara hati-hati setiap saat,” ucap Boediono di kawasan Jakarta Pusat. “Pastikan eksposur risiko pelaku di luar sektor pemerintah tetap dalam batas aman.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gubernur Bank Indonesia ke-13 ini mengatakan, perkembangan di sektor riil, terutama soal tingkat pengangguran dan inflasi pangan perlu diperhatikan dan dijaga dalam batas aman.
Tak hanya itu, Boediono juga menyinggung soal penyusunan maupun implementasi kebijakan yang membutuhkan keahlian teknis dari pakar-pakar (teknokrat) dalam bidang itu sendiri. Hasil kebijakan yang bermanfaat, kata dia, hanya dapat terwujud ketika teknokrasi dan politik dapat diselaraskan.
“Para teknokrat menyusun ide dan konsep kebijakan yang baik dan berkualitas tinggi, dan politisi merestui dan mendukung implementasinya yang cepat,” tuturnya.
Selain itu, menurut Boediono, pembangunan adalah proses jangka panjang. “Tidak ada jalan pintas untuk mencapainya,” katanya.
Untuk mencapainya, Indonesia harus melakukan serangkaian tindakan yang sistematis. Ia berpendapat, pemerintah memerlukan rencana operasional yang baik untuk meningkatkan disiplin koordinasi lintas lembaga.
Boediono juga menyarankan pemerintah untuk membangun sistem operasional yang dapat secara efektif menangkap keuntungan tak terduga, terutama dari lonjakan harga komoditas. Keuntungan itu nantinya dapat dialokasikan untuk proyek atau program prioritas nasional.
Menutup pidatonya, Mantan Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong era pemerintahan Presiden ke-5 Megawati Sukarnoputri ini pun meminta pemerintah untuk belajar dari masa lalu. “Sejarah selalu memiliki sesuatu untuk diajarkan kepada mereka yang bersedia belajar darinya,” ujar Boediono.