Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Jahja Setiaatmadja, menyebutkan pengembangan bank digital menghadapi sedikitnya dua tantangan. Tantangan yang dihadapi oleh sembilan bank digital di Indonesia saat ini, menurut dia, berupa permodalan dan sumber daya manusia atau SDM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Jahja, bank digital yang ada saat ini tidak hanya bersaing satu sama lain, akan tetapi juga bersaing dengan perbankan dan pelaku ekonomi digital lain. Oleh sebab itu, bank digital seharusnya mempersiapkan konsep pengembangan yang matang pada masa awal pembentukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal utama yang dinilainya merupakan tantangan terbesar bank digital adalah modal. Sebab, kata Jahja, modal besar dibutuhkan untuk mengembangkan infrastruktur IT yang kuat serta dana transaksi yang besar untuk membangun artificial intelegence yang cukup untuk tiap bank.
Selain itu, ketersediaan SDM di bidang IT yang berkualitas saat ini masih sangat sedikit. Akibatnya, terjadi kompetisi perebutan SDM khususnya di segmen teknologi informasi tersebut.
Selain karena ketersediaan SDM IT berkualitas masih sangat sedikit, perusahaan-perusahaan besar telah membajak banyak tenaga kerja ini. "Untuk bisa mengeluarkan produk hebat, tentunya butuh programmer dan data analyst yang jago," kata Jahja, dalam webinar, Selasa, 24 Agustus 2021. "Ini rambu-rambu yang berat, karena kebutuhan SDM ini sangat tinggi, banyak yang sudah dibajak."
Khusus untuk PT Bank Digital BCA, anak usaha BCA di bisnis bank digital, perseroan telah menyiapkan tambahan modal. Penambahan modal tersebut seiring dengan rencana BCA Digital dapat melantai di bursa saham dalam 1-2 tahun mendatang.
Jahja sebelumnya menyebutkan salah satu syarat perusahaan untuk melantai di Bursa yakni harus memiliki ukuran yang cukup besar. Jika ukuran terlalu kecil, kata dia, maka investor hanya memandang sebelah mata. Sebagai konsekuensinya, BCA melihat perlunya tambahan modal bagi BCA Digital agar memiliki ukuran yang lebih besar.
Adapun Jahja belum memaparkan berapa besar tambahan modal untuk bank digital tersebut. "Kita sudah persiapkan, tapi saya belum ngomong dulu jumlahnya berapa. Karena untuk bisa IPO kita harus sizeable, dan untuk sizeable kita perlu tambahan modal. Modalnya berapa tunggu tanggal mainnya," kata Jahja pada konferensi pers, Juli 2021 lalu. Per 31 Maret 2021, BCA Digital tercatat memiliki modal inti sebesar Rp 1,37 triliun.
BISNIS