Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama perusahaan Maspion Group tengah disorot publik. Lantaran Presiden Direktur (Presdir) perusahaan tersebut, Alim Markus, diperiksa KPK dalam kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Bupati Sidoarjo Saiful Ilah pada Senin 31 Mei 2023. Ia bersama seseorang yang diduga sebagai pengawalnya, tiba di kantor KPK di Setiabudi, Jakarta Selatan pada pukul 09:42 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti diketahui, Maspion Group merupakan perusahaan besar yang lama berkiprah di Indonesia. Bisnisnya dimulai dari skala kecil hingga besar dan memiliki brand awareness yang cukup populer. Lantas, bagaimana sejarah Maspion Group berdiri?
Sejarah Maspion Group
Dikutip dari laman perusahaannya, sebelum membentuk Maspion Group, ayah Alim Markus, yakni Alim Husin mendirikan usaha kecil yang fokus memproduksi lampu teplok (minyak tanah) terbuat dari aluminium dan logam lainnya. Perusahaan itu beroperasi sejak 1961 tersebut dan diberi nama UD Logam Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada awalnya, ia mempekerjakan delapan karyawan untuk menghasilkan 300 lusin lampu logam per hari. Dari lampu teplok sederhana, usaha itu pun berkembang menjadi produksi lampu badai untuk nelayan saat melaut. Pada 1962, UD Logam Jawa berkembang menjadi industri dapur rumah sederhana yang dikembangkan bersama rekannya, Gunardi Go.
Akhir 1970-an, perusahaan lampu skala kecil miliknya mulai memproduksi perabotan rumah tangga berbahan plastik, seperti baskom, ember, dan loyang. Tepatnya pada 1972, usaha keluarga Alim Husin semakin maju dan merancang nama serta logo baru. Mereka sepakat untuk menggunakan nama Maspion, yang diyakini Alim Markus merupakan singkatan dari Mengajak Anda Selalu Percaya Industri Olahan Nasional.
Pada 1965, Alim Markus yang belum genap 15 tahun, keluar dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Chiauw Chung. Sebagai anak sulung, ia berpikir dan bekerja keras untuk membantu usaha kecil ayahnya, yaitu bengkel di Surabaya yang tidak berkembang baik saat itu.
Selanjutnya: Alim Markus juga mempelajari bahasa Jerman dan Korea
Meski tak sekolah tinggi, ia membekali diri dengan kemampuan berbahasa Inggris, Jepang, Mandarin, dan belajar Akuntansi. Alim Markus juga mempelajari bahasa Jerman dan Korea. Ia ikut kursus manajemen di Pan Pacific Management di Taiwan dan sekolah bisnis di National University of Singapore (NUS).
Anak Perusahaan Maspion Group
Maspion Group memiliki lebih dari 30.000 karyawan yang tersebar di 5 area industri di kawasan Jawa Timur dan Cibitung. Mengawali bisnis dari perabotan rumah tangga, perusahaan yang bertempat di Jalan Kembang Jepun, Nyamplungan, Kec. Pabean Cantikan, Surabaya itu melebarkan sayap hingga terdapat delapan sektor usaha.
Delapan sektor usaha yang dikelola oleh Maspion Group meliputi produk konsumen industri, layanan produk konsumen, hotel, konstruksi dan material bangunan, properti komersial dan properti industri, perdagangan dan distribusi, perbankan, hingga infrastruktur dan energi.
Berikut anak usaha Maspion Group yang bergerak di berbagai bidang, antara lain.
- Bank Maspion Indonesia.
- PT Indal Aluminium Industry.
- PT Indalex.
- PT Furukawa Indal Aluminium.
- PT Indal Gypsum Industry.
- PT Cashew Grebe Indonesia.
- PT Alumindo Light Metal Industry.
- PT Weilburger Coatings Indonesia.
- PT Maspion Trading.
- PT Indal Servis Sentra.
- PT Maxim Housewares Indonesia.
- Maspion Kencana.
- Bumi Maspion.
- Citra Maspion Contractor.
- Alaskair Maspion.
- Ishizuka Maspion Indonesia.
- Maspion Plastic.
- Maspion Electric.
- Srithai Maspion Indonesia.
Alim Markus, yang juga menjabat Direktur Utama PT Indal Alumunium Industry bungkam seusai diperiksa KPK. Dia tidak memberikan komentar apapun terkait pemeriksaannya dalam kasus mantan Bupati Sidoarjo.
Selain Alim Markus, KPK juga memeriksa Direktur Utama PT Santos Jaya Abadi Kopi Kapal Api Soedomo Mergonoto di kasus Saiful Ilah. Penyidik mendalami pengetahuan Soedomo mengenai dugaan aliran duit yang diterima Saiful dari beberapa pihak. Duit yang diterima itu diduga dalam bentuk mata uang asing.
NIA HEPPY | MELYNDA DWI PUSPITA (CW)
Pilihan Editor: Bos Maspion Grup Diperiksa KPK, Ini Profil Alim Markus Jargon Cintailah Produk-produk Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini