Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJS Ketenagakerjaan masih mendata korban tsunami yang terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018 di sekitar Selat Sunda. Pendataan dilakukan terutama untuk korban yang ketika musibah terjadi sedang menjalankan pekerjaannya.
Baca: Dievakuasi, Warga Pulau Legundi Terisolasi Tsunami Selat Sunda
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kami sudah cek dan masih terus mendata siapa aja peserta BPJS Ketenagakerjaan yang menjadi korban. Untuk data sementara belum bisa kami disclose mohon bersabar," kata Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja kepada Tempo, Senin, 24 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Utoh menjelaskan jika kegiatan yang dilakukan peserta BPJS dikategorikan bekerja, maka korban akan mendapat santunan dari BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, Utoh juga menjelaskan jika korban mengalami luka sehingga membutuhkan perawatan maka akan dirawat sampai sembuh. Tanpa ada batasan biaya sesuai kebutuhan medis.
"Sedangkan kalau korban peserta meninggal dunia, maka ahli waris akan mendapatkan santunan sebesar 48 kali upah yang dilaporkan," kata Utoh.
Pada Sabtu malam 22 Desember 2018, peristiwa tsunami melanda di sekitar wilayah pantai di dekat Selat Sunda. Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, beberapa daerah terdampak adalah di wilayah Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menduga tsunami terjadi akibat adanya longsor bawah laut dari aktivitas Gunung Krakatau. Sementara itu, pada Senin, 24 Desember 2018, sebanyak 281 dilaporkan meninggal dunia, 1.016 luka-luka dan 57 orang hilang akibat musibah ini.
Adapun salah satu pihak yang menjadi korban atas peristiwa ini adalah karyawan Perusahaan Listrik Negara atau PLN dari Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat. Para karyawan tersebut sebelumnya tengah mengikuti acara family gathering di wilayah sekitar Tanjung Lesung, Serang, Banten.
Rilis data dari PLN pada Ahad, 23 Desember 2018 menyebutkan bahwa sebanyak 14 orang dikabarkan meninggal akibat tsunami. Sedangkan, 157 orang tercatat selamat dan termasuk di antaranya korban luka berat. Adapun total peserta yang ikut dalam acara tersebut sebanyak 260 orang.