Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas panen padi terus menurun dalam dua tahun terakhir. Pada 2020, luas panen padi mencapai 10,66 juta hektare atau turun 0,19 persen (year-on-year/yoy).
Tahun ini, luas panen padi diprediksi tembus 10,52 juga hektare atau turun lebih dalam 1,33 persen (yoy). Meski luas panen menurun, BPS mencatat produksi padi justru semakin meningkat. "Memang, ada peningkatan produktivitas padi pada 2021 ini," kata Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat, 15 Oktober 2021.
Pada 2020, satu hektare sawah hanya mampu menghasilkan 51,28 kuintal padi. Tapi pada 2021, angkanya meningkat jadi 52,56 kuintal.
Sehingga, produksi padi tahun ini diprediksi mencapai 55,27 juta ton atau meningkat 1,14 persen (yoy). Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dari 2020 lalu yang tumbuh hanya 0,08 persen (yoy).
Kenaikan produktivitas ini juga terekam dalam data sementara yang sudah dikumpulkan BPS. Tahun ini, BPS mencatat puncak panen sedikit bergeser ke April, dari tahun lalu yang mencapai puncak pada Maret.
Kemudian pada Januari hingga September 2021, luas panen padi mencapai 8,77 juta hektare atau turun 2,64 persen (yoy). Sebaliknya pada periode yang sama, produksi padi mencapai 45,61 juta ton atau tumbuh 0,14 persen.
Data luas panen dan produksi padi ini adalah hasil kerja sama antara BPS dan sejumlah kementerian terkait. Patokan dasarnya yaitu luas lahan baku sawah yang sudah ditetapkan Menteri Agraria sejak 2019.
Total luas bahan baku sawah ditetapkan seluas 7,45 juta hektare. Lima daerah dengan luas lahan baku sawah terbesar di Indonesia yaitu Jawa Timur (1,2 juta hektare), Jawa Tengah (1 juta), Jawa Barat (920 ribu), Sulawesi Selatan (654 ribu), dan Sumatera Selatan (470 ribu).
Baca juga: 2022, Kementan Bidik Produksi Padi 55,2 Juta Ton dan Jagung 20 Juta Ton
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini