Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank BRI Syariah Tbk akan menyelenggarakan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Selasa, 15 Desember 2020 pukul 13.30 di Jakarta. Rapat digelar untuk membahas rencana merger bank syariah, yakni BRI syariah, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, di mana perseroan akan menjadi bank yang menerima penggabungan (surviving entity). Sementara, Bank Syariah Mandiri dan BNI Syariah akan berakhir karena hukum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada lima mata acara yang dibahas dalam rapat tersebut. Pertama, persetujuan penggabungan yang akan dilakukan. Kedua, persetujuan atas rancangan penggabungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga, persetujuan atas konsep akta penggabungan. Keempat, persetujuan atas perubahan anggaran dasar perseroan. Kelima, persetujuan atas susunan direksi, dewan komisaris, dan dewan pengawas syariah bank hasil penggabungan.
Merger bank syariah mengumumkan nama baru bank hasil penggabungan. Sesuai dengan Perubahan Ringkasan Rencana Merger, bank hasil penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Nama ini akan digunakan secara efektif oleh BRI Syariah, selaku bank yang menerima penggabungan. Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat bank hasil penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Bank hasil penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.
Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi bank yang menerima penggabungan yakni BRI Syariah. Pasca merger, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi.
Nama-nama tiap Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Hasil Penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS yang diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020. Sepuluh posisi Direksi yang akan mengelola jalannya usaha Bank Hasil Penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama.
Lalu masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, pada akhir pekan kemarin mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger. "Dengan Direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” ujar Hery.