Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Cerita di Balik Mulai Beroperasinya Lazada 11 Tahun Lalu

Dari banyaknya aplikasi untuk belanja online, Lazada merupakan salah satu aplikasi belanja online yang menjadi favorit masyarakat Indonesia.

27 Maret 2023 | 14.56 WIB

Aktivitas karyawan terlihat melalui logo dari toko online Lazada, di kantor perusahaan di Jakarta, 15 April 2016. REUTERS/Darren Whiteside
Perbesar
Aktivitas karyawan terlihat melalui logo dari toko online Lazada, di kantor perusahaan di Jakarta, 15 April 2016. REUTERS/Darren Whiteside

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, masyarakat Indonesia sudah akrab dengan belanja online, salah satu situs e-commerce itu adalah Lazada. Seiring perkembangan teknologi, beragam aplikasi untuk belanja online pun makin banyak bermunculan di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari banyakanya aplikasi untuk belanja online, Lazada merupakan salah satu aplikasi belanja online yang menjadi favorit masyarakat Indonesia. Namun, sudah tahukah Anda cerita di balik berdirinya Lazada?

Sejarah Berdirinya Lazada

Lazada merupakan salah satu perusahaan e-commerce terbesar di Asia Tenggara, dengan kantor pusat di Singapura dan cabang di sejumlah negara di wilayah tersebut. Perusahaan ini didirikan tahun 2011 oleh Rocket Internet.

Ide pendirian Lazada bermula inisiatif CEO Rocket Internet, Oliver Samwer, yang melihat adanya ceruk pasar e-commerce di Asia Tenggara. Oleh karena itu, Samwer melihat peluang besar untuk membangun platform e-commerce yang akan melayani pasar Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Website Lazada pertama kali diluncurkan pada 27 Maret 2012 di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Semenjak diluncurkan, Lazada berhasil menarik minat sejumlah investor. Misalnya Tesco, J.P. Morgan, dan Swedia Kinnevik. Bahkan pada 2014, perusahaan raksasa telekomunikasi asal Singapura, Temasek Holdings, menyuntikan dana sebesar USD 250 juta.

Pada 2014, Alibaba Group membeli sebagian besar saham Lazada, dan sejak itu perusahaan ini menjadi bagian dari kelompok usaha Alibaba. Akuisisi ini membantu Lazada mempercepat pertumbuhannya di Asia Tenggara dan memperluas jangkauannya ke wilayah yang lebih luas. Diketahui, Alibaba menyuntikan dana sebesar USD 1 miliar kepada Lazada dan berakibat pada valuasi Lazada yang meningkat menjadi USD 1,5 miliar. Dengan akuisisi tersebut, Alibaba berhasil mendapatkan saham mayoritas di Lazada.

Setelah diakuisisi oleh Alibaba, Lazada semakin gencar memperluas layanannya ke wilayah-wilayah baru dan meningkatkan kualitas layanannya. Perusahaan ini terus melakukan inovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memberikan pengalaman belanja online yang lebih baik dan nyaman.

LAZADA

Pilihan editor : Polemik Lazada Vs Warga Depok: Kronologi Tuntutan hingga Hasil Mediasi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus