Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Lumajang - Hingga siang hari, bak truk di tempat penimbangan di Kelurahan Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, itu baru terisi separuh tumpukan karung gabah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dua buruh timbang tampak terlelap di atas karung-karung gabah tersebut. Suasana tampak lengang pada Senin lalu, 25 September 2023. Beberapa buruh terlihat hanya berbicang sambil leyeh-leyeh. Seorang lain terlihat duduk di pojok. Di dekatnya tampak tumpukan karung plastik yang terlipat rapi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Waktu belum menunjukkan pukul 13.00 WIB. Jeda masa untuk istirahat buruh belum habis. Beberapa karung gabah seperti antre menunggu untuk dinaikkan ke atas truk yang memuat gabah kering itu.
Tempat penimbangan gabah itu dikelilingi pagar tembok dengan atap yang cukup tinggi. Sejumlah kendaraan roda empat terparkir di dalamnya.
Feri, pemilik usaha penimbangan gabah terlihat santai siang itu. Dia baru kembali dari rumahnya, tak jauh dari tempat kerjanya, untuk makan siang.
Harga Gabah Meroket Tak Serta-merta Buat Petani Bungah
Saat berbincang dengan Tempo, Feri mengatakan harga gabah kering panen (GKP) saat ini mencapai Rp 7.000 per kilogram atau melonjak ketimbang di hari-hari normal di kisaran Rp 5.000-an.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga GKP rata-rata nasional pada Januari 2023 masih di kisaran Rp 5.800-an per kilogram. Sementara bila dibandingkan pada September 2022, harga GKG ada di level Rp 5.100-an per kilogram.
Tingginya harga gabah saat ini, menurut Feri, karena panen sudah agak berkurang. Meski begitu, ia yakin harga gabah tidak akan terus naik sampai ke Rp 7.500 per kilogramnya.
Hal yang sama juga diungkapkan salah satu penimbang di Kabupaten Lumajang. "Harganya sudah mencapai Rp 7.000," kata Sanjaya saat berbincang dengan Tempo di tempat penimbangan gabah dan penggilingan padi miliknya di Kecamatan Lumajang.
Pria berusia 55 tahun itu mengatakan harga gabah tersebut adalah yang tertinggi dalam lima tahun terakhir ini, bahkan sepuluh tahun terakhir. "Tidak pernah selama lima tahun terakhir ini harganya setinggi saat ini."
Tingginya harga gabah ini, menurut Sanjaya, dipicu oleh berkurangnya keberadaan gabah di lapangan. "Panenan kurang," katanya. Hal inilah kemudian yang memicu kenaikan harga gabah secara umum di masyarakat.
Bagi petani pemilik lahan yang bisa menanam padi, kondisi harga gabah terbilang bagus seperti ini patut disyukuri. Namun berbeda dengan kebanyakan petani di Kelurahan Rogotrunan, Desa Boreng dan Desa Blukon, Kecamatan Lumajang.
Selanjutnya: Sebagian besar petani di desa dan kelurahan...
Sebagian besar petani di desa dan kelurahan itu harus gigit jari karena hanya mendengar kabar harga gabah tinggi tanpa bisa ikut menikmati 'pesta' akibat lonjakan harga tersebut. "Bukan gigit satu jari saja, tetapi empat jari yang digigit," ujar Nursalim di hadapan Kefas, petugas dari Direktorat Jenderal Irigasi, Kementerian Pertanian dalam kunjungan kerjanya di Lumajang, Selasa pagi, 26 September 2023.
Hal yang sama juga diungkapkan beberapa petani Desa Boreng dan Desa Blukon. "Lahan pertanian saya kurang lebih satu hektare, saya biarkan begitu saja. Tidak saya tanami," kata Imron, petani Desa Boreng.
Selama dua tahun setengah terakhir ini, Imron tidak menanami lahannya karena saluran irigasi di desa itu tidak lagi mendapat pasokan air dari dam Gambiran. "Pemerintah tidak mampu mengatasi kekeringan di Desa Boreng, Blukon dan Kelurahan Rogotrunan," ujar Imron dengan nada emosi.
Lutfi, petani warga Kelurahan Rogotrunan, Kecamatan Lumajang mengatakan, masalah kekeringan yang melanda satu desa dan tiga kelurahan itu utamanya karena masalah infrastruktur pengairan dam Gambiran yang tidak kunjung dituntaskan oleh pemerintah daerah.
Potensi Pendapatan Petani Hilang Lebih dari Rp 100 Miliar
Ia menyesalkan pemerintah periode kepemimpinan Bupati Thoriqul Haq yang tidak bisa memecahkan persoalan kekeringan yang melanda ratusan hektare lahan pertanian di satu kelurahan dan dua desa di Kecamatan Lumajang itu. Hal ini berdampak pada hilangnya potensi pendapatan petani.
Jika dikalkulasi, potensi pendapatan petani padi hilang bisa lebih dari Rp 100 miliar selama kurang lebih tiga tahun terakhir ini. Persoalan ini mempengaruhi roda perekonomian di tiga wilayah itu.
Hari Tani yang jatuh setiap 24 September, kata Lutfi, kini menjadi sebuah ironi bagi petani di satu kelurahan dan tiga desa sekaligus. "Lahan pertanian seluas 350 hektare krisis air."
Sedangkan solusi yang diharapkan petani tak ubahnya hanya seperti mimpi. "Janji pemerintah cuma sekedar janji," kata Lutfi menambahkan.
Subakir, Ketua Himpunan Petani Pengguna Air (HIPPA) Desa Boreng mengatakan toko-toko kelontong di daerah pun kini sepi pembeli. "Banyak buruh tani yang kehilangan pekerjaan karena banyak lahan yang tidak dikerjakan," ujar Subakir, Selasa 26 September 2023.
Selanjutnya: Tidak hanya berdampak pada lahan pertanian...
Tidak hanya lahan pertanian saja yang tedampak, lambannya pemerintah daerah menangani persoalan kekeringan akibat rusaknya dam Gambiran ini juga berimbas ke sumur-sumur milik warga Desa Boreng yang mengering. "Sumur-sumur warga mengering karena tidak ada rembesan air dari saluran irigasi," kata Subakir.
Banyak warga Desa Boreng yang akhirnya harus menambah kedalaman sumurnya untuk mendapatkan air. "Banyak warga menambah kedalaman sumurnya," kata Derajat, ketua salah satu kelompok tani di Desa Boreng.
Kekeringan Akibat Dam Rusak Mendesak Segera Diperbaiki
"Kalaupun kemudian sumurnya keluar air, kualitasnya kurang bagus." kata Derajat saat ditemui di lahan yang kekeringan di Kelurahan Rogotrunan, Selasa siang, 26 September 2023.
Pemerintahan Bupati Thoriqul Haq telah berakhir, Ahad lalu, 24 September 2023. Di penghujung periode masa jabatannya, ia mengaku bersalah dan merasa berdosa kurang berikhtiar dalam menyelesaikan persoalan kekeringan di tiga daerah itu. Pengakuan bersalah disertai perasaan berdosa itu disampaikannya secara terbuka di hadapan para petani di tiga wilayah itu.
Dalam sebuah acara pamitan di hadapan masyarakat Lumajang, Bupati Thoriqul juga sempat menyampaikan permintaan maaf sebagai manusia biasa yang tak luput dengan salah dan dosa.
Pejabat bupati penggantinya sekarang adalah Indah Wahyuni, pejabat dari pemerintah provinsi Jawa Timur. Petani menaruh harapan besar pada Penjabat Bupati Lumajang, Indah Wahyuni. Harapan itu sedikit tergambar pada kedatangan perwakilan Direktorat Jenderal Irigasi Kementerian Pertanian.
Kefas, sang perwakilan ini, datang seorang jauh-jauh dari Jakarta untuk melakukan monitoring dan penilaian terhadap situasi dan kondisi para petani di tiga wilayah itu. Seabrek persoalan pertanian terutama soal kekeringan sebagai dampak dari kerusakan dam Gambiran yang tidak tuntas dibenahi lalu disuarakan oleh para petani kepada Kefas.
Menanggapi hal itu, Kefas berjanji akan menyampaikan semua persoalan itu kepada Kementerian Pertanian. Dia akan berusaha memperjuangkan harapan petani sehingga penyelesaian jangka pendek persoalan kekeringan itu bisa segera teratasi.