Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dana mengucur deras, tapi ...

Pasar modal di jakarta selama periode januari-agustus 1988 telah mencapai rp 270 milyar. banyak perusahaan berniat menjual obligasi. tapi bursa di jakarta masih sangat terbatas.

17 September 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM laut boleh diukur, dalamnya kantung pemodal siapa yang tahu? Ya, siapa, ya? Beberapa pakar ekonomi tahun silam, menduga pasar modal sudah kering. Tapi tahun ini, dana yang mengalir ke bursa cukup deras. Lihatlah indeks harga saham-saham 24 perusahaan. Awal tahun 1988 masih di bawah 100, tapi Senin pekan ini sudah meroket sampai 145. Investasi dalam obligasi pun mengucur tak kalah deras. Surat-surat utang dari beberapa perusahaan yang terjual di situ, selama periode Januari-Agustus tahun ini telah mencapai Rp 270 milyar. Ini menembus rekor tahun-tahun sebelumnya -- yang paling tinggi Rp 150 milyar. Ketua Bapepam Prof. Barli Halim merasa yakin, arus deras itu belum akan menyurut. Terutama peminat obligasi. Sebab, pasar obligasi mirip pasar mobil mewah. Dalam suasana ekonomi sulit, masih saja ada orang kaya yang mau membeli. Tapi harus diakui, bursa di Jakarta masih sangat terbatas. Prayogo Mirhad, Presiden Direktur PT Papan Sejahtera yang sudah bermain di bursa Jakarta sejak 1983, berpendapat bahwa sudah saatnya pemerintah memperluas pasar modal. Paket deregulasi Desember 1987, yang antara lain mengizinkan investor asing bermain di Jalan Merdeka Selatan (Wall Street-nya Jakarta), dianggap belum cukup. Bekas Dirut BTN itu mengaku, belum lama ini mengirim surat permohonan kepada para pejabat moneter. Isinya: lembaga-lembaga permodalan, seperti asuransi sosial dan asuransi jiwa, diberi fasilitas penangguhan pajak pendapatan bila melakukan investasi di pasar modal. (Catatan: fasilitas tersebut selama ini hanya diberikan kepada sekitar 100 yayasan dana pensiun yang diakui Menteri Keuangan -- Red.). Alasan Prayogo ? "Permintaan obligasi meningkat." Pasar obligasi kini mencapai omset Rp 805 milyar. Sementara itu, perusahaan lain, seperti Bank Niaga dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, tahun ini juga berniat menjual surat utang. Obligasi mereka akan dijual akhir tahun ini, seluruhnya bernilai Rp 85 milyar, belum termasuk Rp 25 milyar dari Papan Sejahtera. Papan Sejahtera sebenarnya berniat mengeluarkan obligasi bernilai Rp 54 milyar. Tapi para penjamin yang dipimpin lembaga keuangan bukan bank (LKBB) Merincorp, ternyata, hanya bersedia menjamin Rp 25 milyar. Mengapa? Djoko Wibowo, pimpinan Merincorp, yang dihubungi TEMPO enggan mengungkapkan alasannya. Beberapa sumber dari kalangan pedagang uang dan efek menduga, kekhawatiran Merincorp tak lepas dari pengalaman menjual obligasi di bursa dalam tiga bulan terakhir. Kesulitan dirasakan mulai dari obligasi PT Jasa Marga. Selain jumlahnya yang terhitung besar -- bernilai Rp 75 milyar -- kupon yang ditawarkan juga tak begitu istimewa, 17% per tahun. (Catatan: kupon adalah alat untuk menagih bunga obligasi, biasanya satu kupon untuk menagih bunga tiga bulan Red.). Padahal, bulan sebelumnya, perusahaan leasing Bumi Daya IBJ juga menjual obligasi bernilai Rp 10 milyar, dengan kupon 18% per tahun. Akibatnya, para penjamin yang dipimpin Bank Bumi Daya harus menjual sebagian obligasi Jasa Marga di pasar sekunder. dengan merugi. Sudah begitu, penjualan tetap sulit. Sebab, pada bulan Agustus muncul pula obligasi dari PT Astra International bernilai Rp 60 milyar berkupon 18,50%. Disusul obligasi PT Uppindo bernilai Rp 25 milyar, berkupon 17,75%. MW, Budiono Darsono., Bachtiar A.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus