Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Darah Baru buat 'Panji'

Panji Masyarakat, yang dikabarkan oleng, kini dinakhodai bekas Menteri Tenaga Kerja Fahmi Idris.


27 Februari 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBUAH berita menjalar di internet. Majalah Panji Masyarakat dikabarkan pingsan, kondisi keuangannya morat-marit, dan nyaris tak tertolong. Saking fatalnya, pekan lalu, karyawan menuntut diadakan rapat umum pemegang saham (RUPS). Tak perlu berlama-lama, berita miring ini menjalar ke mana-mana. Karena menduga Panji akan gulung tikar, "Banyak agen tidak mau bayar majalah yang sudah diambil," kata Uni Zulfiani Lubis, Pemimpin Redaksi Panji.

Majalah yang pernah menghebohkan publik dengan pemberitaan rekaman pembicaraan Presiden (kala itu) Habibie-Jaksa Agung (waktu itu) Andi Ghalib itu ternyata hanya oleng. Menurut Uni, kendala keuangan memang dialami Panji. Tapi sejauh ini Panji tak pernah berniat tidak terbit. Hal itu bahkan sama sekali tak disinggung dalam RUPS—acara rutin tahunan yang digelar pekan lalu. RUPS, menurut Uni, berlangsung mulus dalam membahas pembenahan kondisi permodalan.

Seperti juga banyak perusahaan lain yang terhajar krisis moneter, Panji memang tak kuasa mengelak. Apalagi majalah Panji versi baru hadir di pasar April 1997, beberapa bulan sebelum krisis moneter menyapu negeri ini. Alhasil, manajemen baru Panji—majalah ini sebenarnya sudah ada sejak 1970-an—harus menanggung utang ke percetakan yang hingga sekarang masih membebani Panji.

Menurut Uni, dari perolehan iklan dan sirkulasi sebenarnya kinerja majalah ini pada tahun lalu tidak buruk. Dibandingkan dengan 1998, pendapatan majalah yang setiap terbit dicetak sekitar 35 ribu itu naik 100 persen. Perolehan iklan tahu lalu, menurut lembaga riset AC Nielsen, rata-rata Rp 78 juta per minggu atau 3,7 persen dari kue iklan yang dinikmati media cetak nasional.

Kini Panji bahkan bisa bernapas lega. Para pemegang saham sepakat memberi darah baru dengan menyetor Rp 3 miliar, yang kemudian akan ditingkatkan sampai Rp 20 miliar. Komposisi pemegang mayoritas saham Panji kini agak berubah karena Chairul Tanjung, pemilik kelompok bisnis Para, mundur dari Panji. Dua tahun lalu, bos Bank Mega ini menanam Rp 4 miliar untuk 40 persen saham. Chairul juga sekaligus menjadi Direktur Utama PT Panji Media Nusantara, penerbit Panji. Kini, "Saya harus berkonsentrasi di Bank Mega," kata Chairul. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, bankir memang tidak boleh memiliki atau menjabat eksekutif perusahaan lain. Belum jelas, siapa yang membeli saham Chairul. Bekas Menteri Keuangan Fuad Bawazier, yang disebut-sebut mengganti posisi Chairul, mengaku cuma memiliki saham 10 persen. "Itu pun atas nama Yayasan Al-Azhar," kata Fuad kepada Dewi Rina Cahyani dari TEMPO.

Darah baru untuk Panji bukan hanya uang. Bekas Menteri Tenaga Kerja Fahmi Idris ditampilkan sebagai Direktur Utama merangkap Pemimpin Umum Panji. Sebetulnya, Fahmi bukan muka baru. Sejak majalah ini terbit dengan format baru, Fahmi adalah redaktur khusus yang bertugas mewawancarai tokoh-tokoh elite politik.

Lalu, apa yang akan dilakukan bos Grup Kodel yang mengaku sama sekali tidak akan digaji Panji itu? Untuk menajamkan segmen pembaca, Fahmi berencana mengubah majalah berita yang selama ini dikenal bernapaskan Islam itu menjadi majalah berita umum. Suplemen khas keagamaan, yang ada di tengah majalah, akan diterbitkan secara terpisah. Bagaimana dengan posisinya sebagai ketua Partai Golkar? Fahmi hanya bisa menjamin tak ada kepentingan politik tertentu yang bakal bisa mengendalikan Panji. "Tapi memang waktu yang akan membuktikannya," ujarnya.

Mardiyah Chamim, I G.G. Maha Adi, Dwi Arjanto, Widjajanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum