Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Dari flat sampai motel

Kongres tahunan ke-34 para anggota federasi real estate internasional (fiabci) di hotel mandarin jakarta. (eb)

11 Juni 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEKITAR 1.200 pengusaha tanah dan bangunan dari berbagai negara berkumpul di Jakarta pekan lalu. Para anggota Federasi Real Estate Internasional (FIABCI) itu tukar menukar pengalaman dalam kongres tahuran ke-34 di Hotel Mandarin. Opsi sebagai penyelenggara diperoleh Ciputra di kongres Stockholm 7 tahun lalu. "Citra kami sebagai pengusaha industri real estate selama ini ketinggalan dari industri lain di Indonesia," kata Ciputra, dirut PT Pembangunan Jaya yang menjadi ketua kongres, 29 Mei - 4 Juni itu. Industri real estate Indonesia terhitung masih muda dibanding banyak negara lain. Real Estate Indonesia (REI) sendiri terbentuk baru tahun 1972. Di zaman Belanda sebenarnya sudah ada real estate yang antara lain membangun kompleks perumahan di daerah Menteng, Jakarta. Baru pada 1960 pemerintah DKI mulai mendirikan otorita perumahan. Kemudian muncul kaum swasta minta jatah otorita. Mula-mula PT Pembangunan Jaya yang mendirikan kompleks perumahan Slipi (akhir 1960-an), yang disusul berbagai perusahaan dengan membangun kompleks Cempaka Putih, Pulo Mas, dan lain-lain. Jumlah perusahaan real estate swasta kini mencapai 280 (80% di Jakarta). Citra industri ini sering digambarkan sebagai penggusur rumah rakyat kecil, dan pembangun rumah dan gedung mewah. Tapi berkat keluarnya peraturan pemerintah tentang keharusan membangun rumah dengan perbandingan 1 kelas mewah, 3 kelas menengah dan 6 kelas sederhana -- di zaman Gubernur Ali Sadikin -- citranya mulai diperbaiki. "Para anggota REI kini sudah membangun 82.000 rumah kelas BTN, 13.000 kelas kredit PT Papan Sejahtera, dan 4.000 rumah besar," kata Ketua REI Soekardjo Hardjosoewirjo. Jadi perbandingan bukan lagi 6:3:1, melainkan 8:1:1/2. Resesi ternyata kecil pengaruhnya bagi industri real estate dalam maupun luar negeri. Permintaan masih lebih banyak dari penawaran, kecuali di Hongkong yang kelebihan penawaran flat mewah dan gedung perkantoran. Permintaan akan rumah masih sangat tinggi. Misalnya, dulu di Jepang satu rumah bisa ditempati tiga turunan, seperti masih berlaku di beberapa daerah Indonesia. Keluarga muda Jepang kini tak mau campur dengan keluarga suami atau istri, walaupun tinggal dalam flat ukuran 6 tikar (10 mÜßÿFDË' Mitsui, perusahaan multinasional terkemuka yang juga bergerak dalam real estate, tahun lalu membangun 2.541 unit rumah terpisah, dan 1.923 unit condominium (flat) di Jepang. Perusahaan yang dipimpin ketua FIABCI 1982-1983, Hideo Edo, 80 tahun itu, memperoleh keuntungan sekitar Rp 600 milyar tahun 1982, naik 8,3% dibandingkan keuntungan tahun sebelumnya. Rumah yang dibangun Mitsui berharga antara Rp 20 dan 80 juta yang terjangkau kalangan menengah Jepang (90%). "Kalangan yang tak mampu bisa menyewa flat," kata Hideo Edo kepada TEMPO. Sekarang ini di Jepang, seorang karyawan yang ingin membeli rumah berhak mendapatkan 3 bulan gaji dibayar di muka. Dengan tabungan minimum 1 tahun gaji kotor, ia bisa pinjam sebesar tabungannya dari Perusahaan Peminjaman Perumahan dengan bunga antara 8 dan 10%, dengan jangka pengembalian 20-30 tahun. Jadi bunganya masih di bawah PT Papan Sejahtera, yang 15%. REI sebenarnya bisa juga belajar dari sistem yang berlaku di Venezuela. Menurut Ketua Asosiasi Manajer Property (ANAI) Venezuela, Dr. Domingo Sosa Brito, "UU Perumahan di negeri kami senantiasa dikembangkan dan diubah." UU Perumahan Venezuela, misalnya, mengharuskan ada unit-unit bagi keluarga polisi di kompleks sehingga keamanan bisa diawasi. Banyak cara dan usaha menguntungkan dikemukakan juga dalam kongres FIABCI ini. Beberapa hal yang mulai berkembang di Indonesia seperti bisnis broker dan franchise perumahan, perusahaan juru taksir gedung dan rumah, dan bisnis motel yang bukan disewakan untuk "kamar anu" seperti di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus