Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan antara Indonesia dan Qatar masih mencatatkan defisit bagi Indonesia. Sepanjang Januari-Juli tahun 2022 ini, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 758,07 juta, atau naik 29,02 persen dari periode serupa tahun lalu. Dari total perdagangan itu tercatat defisit yang dialami Indonesia sebesar US$ 498,25 juta.
Adapun pada sepanjang tahun 2021 lalu, nilai total perdagangan kedua negara sebesar US$ 892,95 juta. Pada periode itu, tercatat defisit bagi Indonesia sebesar US$ 458,61 juta. Pada tahun lalu, ekspor nonmigas Indonesia ke Qatar mencapai US$ 217,1 juta atau tumbuh 32,17 persen.
Baca: Zulhas Sebut Erick Thohir Akan Impor Gas dari UEA untuk Penuhi Kebutuhan Pupuk Nasional
Untuk menekan nilai defisit perdagangan itu, pemerintah akan menggenjot optimalisasi pasar ekspor nontradisional tersebut. Salah satunya dengan mengirimkan misi dagang Indonesia ke Qatar.
"Dengan misi dagang ini diharapkan nilai ekspor Indonesia ke Qatar akan terus meningkat,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Didi Sumedi dalam keterangan tertulis, Sabtu, 8 Oktober 2022.
Selama ini produk unggulan Indonesia ke Qatar meliputi floating/submersible drilling/production platforms, otomotif dan bagiannya, produk besi baja, alat kesehatan, kertas dan kertas toilet, tableware, makanan dan minuman, serta kayu lapis (plywood).
Sedangkan nilai impor nonmigas Indonesia dari Qatar pada tahun lalu mencapai US$ 138,3 juta. Produk impor utama dari Qatar berupa sulfur, unwrought aluminum, polymers of ethylene, acyclic alcohols, dan sodium hydroxide.
Misi dagang Indonesia ke Qatar yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) akan berlangsung pada 9-10 Oktober 2022. Di Qatar, Zulhas akan direncanakan menghadiri forum bisnis dan membuka penjajakan kesepakatan dagang (business matching).
Sedikitnya ada 11 pelaku usaha turut berpartisipasi pada misi dagang kali ini. Adapun produk andalan Indonesia yang dibawa antara lain kelapa sawit dan turunannya, produk kertas, otomotif, baterai, makanan dan minuman, dekorasi rumah, produk kerajinan, garmen, dan produk kecantikan.
Kementerian Perdagangan, kata Zulhas, berkomitmen terus melakukan penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional dan memanfaatkan perjanjian dagang dengan negara-negara mitra untuk meningkatkan ekspor nasional.
"Kunjungan kerja ke Qatar ini juga merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan ekspor dengan membuka akses pasar dan mengoptimalkan potensi dan peluang di negara-negara nontradisional yang masih bisa digarap,” ucap Zulhas.
Qatar tercatat sebagai anggota Gulf Cooperation Council (GCC). Saat ini, Indonesia sudah mengusulkan studi kelayakan bersama (joint feasibility study) Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Indonesia-GCC CEPA).
Baca juga: Zulhas Cerita Ditelepon Jokowi Tiap Hari Agar Tak Lengah Atas Kenaikan Harga Beras
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini