Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Ngurah Wirawan mengaku sudah dipanggil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait. Pemanggilan itu terkait potensi dukungan kawasan industri di pesisir utara Jawa Tengah ini untuk mendukung program 3 juta rumah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sudah dipanggil sama Pak Ara dalam rangka perumahan itu. Saya cerita punya 10 tower (hunian vertikal),” kata Ngurah kepada awak media di kompleks KITB, Ahad, 15 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ngurah mengatakan, Menteri PKP menanyakan kesanggupan KITB untuk mendukung program 3 juta rumah dengan sejumlah infrastruktur yang sudah dibangun di kawasan tersebut. Namun, kata Ngurah, untuk saat ini rusun yang dibangun di KITB masih difokuskan untuk menampung pekerja-pekerja pabrik.
Menurutnya, 65 persen pekerja di pabrik dalam KITB merupakan pekerja dari beberapa kabupaten di sekitar Batang. Sehingga, membutuhkan hunian untuk disewa agar bisa menghemat biaya transportasi. “Kalau 35 persen sisanya itu orang lokal sini,” ujarnya.
Ngurah berujar, Maruarar tertarik berkunjung ke KITB terlebih dahulu untuk mengetahui lebih detail potensi dibangun perumahan untuk masyarakat. Namun, ia menegaskan bahwa saat ini hunian yang ia bangun difokuskan untuk pekerja.
Di luar konteks itu, untuk area industri, Ngurah menargetkan ada lima pabrik setiap tahun yang bisa beroperasi. Menurutnya, jumlah itu bisa mendorong ketersediaan hingga empat ribu lapangan kerja per tahun. “Kalau satu pabrik 800 orang, bisa dapat empat ribu (lapangan kerja) minimal setiap tahun. Syukur bisa lebih,” kata Ngurah kepada awak media di kompleks KITB, Jawa Tengah, Ahad, 15 Desember 2024.
Ngurah mengatakan hingga November 2024 sudah ada 21 investor di area kavling industri KITB. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya telah memulai operasional pabriknya dan sebagian lainnya akan mulai beroperasi pada 2025. Sejak 2020, Ngurah mengklaim telah berhasil menjual 339 hektar lahan dengan total investasi mencapai Rp18,7 triliun.