Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Batang - Pelabuhan peti kemas di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Jawa Tengah mulai beroperasi pada April 2025 mendatang. Direktur Utama KITB, Ngurah Wirawan, mengatakan operasional tahap awal diawali dengan terminal multifungsi di Pelabuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Itu merupakan platform seluas dua hektare yang bisa untuk mendarat (kargo) curah kering maupun curah cair,” kata Ngurah kepada wartawan di kompleks KITB, Ahad, 15 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kata Ngurah, pada operasional awal platform tersebut belum memiliki crane atau derek untuk mengangkat kontainer. Sehingga, kapal yang bisa bersandar masih terbatas. Menurutnya, jika volume muatan dan kapal sudah bertambah, PT Pelindo sebagai pihak yang mendapat mandat membangun Pelabuhan perlahan akan melakukan pembangunan lanjutan. “Nanti Pelindo menambah kapasitas sesuai permintaan kawasan,” kata dia.
Ngurah mengatakan, kebutuhan terhadap pelabuhan tersebut tidak hanya datang dari KITB. Namun, juga mencakup beberapa kawasan industri di sekitarnya seperti Kawasan Industri Kendal hingga Batang Industrial Park milik PT Intiland Development Tbk.
Saat ini, sudah ada desain ultimate dari Pelabuhan Peti Kemas Batang. Di sisi lain, untuk sementara waktu Pelindo masih akan mengoperasikan Pelabuhan Peti Kemas Tanjung Emas di Semarang sehingga masih perlu waktu untuk memaksimalkan pembangunan di Batang. “Dia (Pelindo) sudah investasi di sana sehingga harus dioptimalkan dulu pelabuhan itu,” ujarnya.
Sebelumnya, KITB baru saja meluncurkan zona komersial dan residensi pada Jumat, 13 Desember 2024. Inisiatif ini bertujuan menciptakan pusat komersial modern yang berkelanjutan, kawasan hunian yang terintegrasi, serta membuka lapangan kerja baru di wilayah sekitar.
Ngurah mengatakan hingga November 2024 sudah ada 21 investor di area kavling industri KITB. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya telah memulai operasional pabriknya dan sebagian lainnya akan mulai beroperasi pada 2025. Sejak 2020, Ngurah mengklaim telah berhasil menjual 339 hektar lahan dengan total investasi mencapai Rp18,7 triliun.
Ia mencontohkan pabrik sepatu PT Yih Quan Footwear Indonesia yang sudah mulai beroperasi di KITB. Menurutnya, produsen beberapa jenama ternama seperti HOKA itu sudah mulai ekspor produk sejak 26 Juli 2024 lalu.
Selain itu, beberapa pabrik lain yang menurutnya sudah beroperasi di antaranya PT Rumah Keramik Indonesia, pabrik alat bangunan PT Alderon, hingga produsen kaca industri asal Korea yakni PT KCC Glass Indonesia. Selain itu di KITB kini juga sudah berdiri pabrik panel surya dari Amerika Serikat, SEG Solar. “SEG Solar dari Amerika ini punya tiga pabrik. Satu di Cina, lalu di Houston AS, dan ketiga di sini,” ujar dia.