Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kediri – Kepanikan terjadi di Kantor Cabang Pembantu BRI Unit Ngadiluwih di Jalan Raya Ngadiluwih, Kediri, Senin siang, 12 Maret 2018. Puluhan nasabah ramai-ramai mendatangi kantor bank untuk mengecek saldo sekaligus memblokir rekening. “Baru mulai hari ini para nasabah melapor,” kata Kepala Kepolisian Sektor Ngadiluwih Ajun Komisaris Shokib Dimyati saat memimpin pengamanan di kantor BRI, Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Dana Nasabah Hilang Mendadak, Ini Kata BRI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Shokib, sedikitnya 16 nasabah telah melaporkan uang di rekening mereka berkurang secara misterius. Hal itu diketahui saat para nasabah hendak bertransaksi dengan anjungan tunai mandiri (ATM), dan mereka mendapati uangnya telah berkurang. Rata-rata uang mereka berkurang mulai Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta.
Kabar raibnya uang nasabah itu dengan cepat tersiar sehingga memicu kepanikan nasabah lain di kantor BRI Unit Ngadiluwih. Akibatnya, ruang pelayanan kantor penuh sesak oleh nasabah hingga teras.
Agar tak menimbulkan kekacauan, aparat Kepolisian Sektor Ngadiluwih membantu pengamanan nasabah. Petugas meminta mereka menyiapkan buku rekening dan membuat laporan tertulis kepada petugas bank jika merasa kehilangan uang. “Tapi jangan coba-coba merekayasa laporan kehilangan,” ucap Shokib.
Untuk menenangkan massa, polisi menjamin adanya penggantian dari BRI kepada semua nasabah yang dananya terdebit secara misterius. Mereka juga diminta lebih berhati-hati saat menggunakan ATM dari potensi kejahatan pembobolan.
Seorang nasabah perempuan yang berprofesi sebagai guru mengaku kehilangan uang di dalam rekeningnya. Hal itu diketahui saat melakukan pengecekan saldo di ATM. Setelah menunjukkan buku rekening kepada petugas bank, dia diketahui telah melakukan lima kali penarikan secara berturut-turut.
Dari lima penarikan tersebut, hanya penarikan terakhir yang dia akui. “Saya hanya menarik Rp 300 ribu, empat penarikan lainnya tidak tahu,” tuturnya. Puluhan nasabah BRI Unit Ngadiluwih pun ramai-ramai memblokir rekening mereka.
Hal senada disampaikan Iriani, perangkat Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, yang menjadi nasabah BRI. Dia mengaku kehilangan uang Rp 4 juta dalam empat kali penarikan, yang tidak dia ketahui. “Tahu-tahu kemarin ada pemberitahuan dari BRI kalau sudah melakukan penarikan Rp 4 juta,” katanya saat meminta pemblokiran di kantor BRI Ngadiluwih.
Hingga kini, belum ada satu pun petugas BRI Unit Ngadiluwih yang angkat bicara atas hal itu. Mereka mengaku masih kewalahan melayani nasabah yang membanjiri kantor. Tempo juga belum berhasil mendapat konfirmasi dari pejabat BRI Pusat.