Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbi. alias BSI merencanakan memberikan subsidi yang berhubungan dengan green economy atau ekonomi hijau. Salah satunya adalah subsidi harga mobil listrik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Keuangan dan Strategi BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan total consumer spending di Indonesia mencapai Rp 6.500 triliun setiap tahun. Dia menuturkan, BSI membidik 20-30 persen dari angka tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tapi per hari ini, belum ada insentif kalau kita melakukan sesuatu yang related dengan green economy tadi," ujar Ade dalam acara CEO Insight di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat pada Senin, 23 Oktober 2023.
Dia mencontohkan mobil listrik yang mendapatkan subsidi dari pemerintah, tapi belum ada insentif jika nasabah hendak mengajukan kredit kepemilikan mobil tersebut ke bank. Hal tersebut yang ingin diubah BSI.
"Atau mobil listrik yang paling gampang (contohnya), soalnya demand (permintaan)-nya lagi luar biasa. Kami sedang pikirkan mungkin tahun depan dapat subsidi harga," tutur Ade.
Selain itu, dia mencontohkan bagaimana orang yang mengambil kredit perumahan rakyat atau KPR dan mortgage (hipotek), tapi menggunakan solar panel, bisa mendapatkan subsidi cicilan.
Lebih jauh, Ade menyebut ada sekitar Rp 230 triliun pembiayaan atau kredit yang disalurkan BSI. Dari jumlah ini, pihaknya yakin ada Rp 52 triliun yang mendukung praktik-praktik green economy. Dia menyebut nilai pinjaman yang diberikan BSI di sektor itu telah meningkat signifikan, meski masih termasuk porsi yang kecil.
"Terus terang dari Rp 52 triliun itu sifatnya masih sosial, yang green banget masih sedikit. Contohnya yang sedang kami pikirkan kalau orang ambil pembiayaan atau kredit mobil listrik bisa lebih murah, atau PLN kami kasi kredit untuk bangun energi alternatif, kami bisa kasih pricing (harga) yang lebih murah," ucap Ade.
Pilihan Editor: Bank Syariah Indonesia Targetkan 20 Juta Nasabah