Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

E-Commerce Dongkrak Pertumbuhan Industri Logistik 30 Persen

Maraknya bisnis e-commerce dinilai sangat menguntungkan pelaku industri pengiriman logistik di Jawa Tengah.

1 Desember 2017 | 10.38 WIB

Aturan Pencatatan Transaksi E-Commerce Terbit Akhir Tahun
Perbesar
Aturan Pencatatan Transaksi E-Commerce Terbit Akhir Tahun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Maraknya bisnis e-commerce dinilai sangat menguntungkan pelaku industri pengiriman logistik di Jawa Tengah. Menurut pelaku industri pengiriman, keberadaan e-commerce turut memicu lonjakan pengiriman sepanjang 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Pebisnis kurir dan logistik kian semringah belakangan ini. Maraknya bisnis e-commerce menyebabkan pemanfaatan potensi bisnis ini melonjak,” kata Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah Tony Winarno, Jumat, 1 Desember 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Asperindo menargetkan pertumbuhan industri ini sebesar 15-20 persen dari total nilai pasar tahun lalu yang mencapai Rp 50 triliun. “Yang menarik, bila potensi bisnis ini memasukkan kontribusi dari bisnis daring alias e-commerce, potensi pertumbuhan bisnis jasa kurir dan logistik bisa mencapai 30 persen,” ucap Tony.

Pertumbuhan itu disebabkan oleh maraknya pertumbuhan bisnis online, seperti dari industri rumahan yang memakai jasa kurir para anggota Asperindo. Tony menyebutkan produk pakaian dan kerajinan tangan serta produk olahan makan kering menjadi andalan yang dikirim ke pelanggan saat ini.

Ketua Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Bahtera, Pekalongan, Budi Hardyansyah, menuturkan estimasi nilai pasar e-commerce cukup bervariasi berdasarkan sejumlah penelitian dengan perkembangan tumbuh secara signifikan.

Budi menyebutkan pasar e-commerce business-to-consumer (B2C) di Indonesia memiliki catatan pertumbuhan terbesar di Asia-Pasifik selama 2017. “Ini adalah ranah yang sangat hangat dan waktu yang tepat bagi siapa pun untuk mulai masuk,” ucapnya.  

Menurut Budi, model bisnis e-commerce seperti marketplace secara unik akan menjadi penengah bagi semua transaksi antara penjual dan pembeli. “Jadi semua pemain e-commerce di bawah ini akan menyediakan layanan rekening bersama (rekber) atau escrow account, yang memberikan perlindungan lebih kepada para penjual dan pembeli,” katanya.

Pesatnya kemajuan teknologi informasi yang diikuti bertumbuhnya perdagangan online, ujar Budi, merupakan sebuah keniscayaan. Bahkan fakta di lapangan menyebutkan beberapa toko di mal dan pasar tradisional menutup kiosnya karena pembeli beralih ke pasar e-commerce. “Kue e-commerce masih sangat besar. Makanya sangat tepat bila kami membangun marketplace online,” tuturnya.

Barang yang dijual anggota koperasi yang Budi himpun di Pekalongan antara lain batik, kain, dan kerajinan tangan. Kondisi itu sangat tepat dengan langkah bersinergi dengan jasa pengiriman, payment gateway, dan marketplace

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus