SETELAH mencapai puncaknya pada Oktober 2002, ekspor Indonesia kembali anjlok pada November lalu. Jatuhnya ekspor Indonesia ini tak main-main: 23,01 persen. Pada November itu, Indonesia cuma bisa mengekspor US$ 4,1 miliar, sementara pada bulan sebelumnya mencapai US$ 5,32 miliar. Dalam keterangannya kepada pers Kamis pekan lalu, Kepala Badan Pusat Statistik, Soedarti Surbakti, mengungkapkan bahwa penurunan itu terjadi karena ekspor nonmigas Indonesia jatuh 26 persen dari US$ 4,18 miliar menjadi US$ 3,09 miliar. Walhasil, ekspor Indonesia sepanjang 11 bulan 2002 turun 0,4 persen dari US$ 52,1 miliar menjadi US$ 51,92 miliar. Kata Soedarti, ada sejumlah produk yang ekspornya turun, di antaranya mesin dan pesawat mekanik, pakaian jadi bukan rajutan, bijih besi, dan aluminium.
Menurut Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Sutrisno, dilihat dari volumenya, sebetulnya ekspor Indonesia tidaklah turun. Namun, karena pasar internasional sedang banjir, harga barang turun. Dia meramalkan tren penurunan ini akan berlanjut hingga tahun ini. Penyebabnya tak lain biaya produksi di dalam negeri meningkat sehingga ada kemungkinan banyak perusahaan mengurangi produksinya. "Ekspor kita tahun ini mungkin turun 5-10 persen dibandingkan dengan tahun lalu," kata Benny.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini