OBAT-obatan produksi Indonesia kini mulai tercatat sebagai komoditi ekspor. Pekan lalu untuk pertama kalinya sejumlah obat produksi Ciba Geigy, Indo Farma, Squibb, Pfizer, dan Soho diekspor ke beberapa negara bekas Uni Soviet, yakni Rusia, Uzbekistan, dan Kazakhstan. Eksportirnya adalah perusahaan milik Hashim Djojohadikusumo, PT Prima Comexindo Trading, yang berkantor di Moskow. Selama ini Prima Comexindo sudah mengekspor tekstil dan produk pertanian ke sana. ''Saya lihat kebutuhan obat di sana kok besar,'' tutur Hashim kepada Bina Bektiakti dari TEMPO. Selama ini negeri-negeri Soviet tadi mengimpor obat dari Eropa. Hashim lalu menghubungi pabrik obat Indonesia tersebut di atas. ''Harga mereka ternyata kompetitif,'' kata putra Sumitro Djojohadikusumo, ekonom yang kondang itu. Ekspor perdana itu bernilai US$ 18 juta. Adakah devisa mereka? ''Sebagian mereka bayar tunai,'' ujar Hashim. Sebagian lagi ditukar dengan sejumlah barang seperti rel kereta api atau kapas, yang kemudian dijual Prima Comexindo ke negara lain. Sistem perdagangan imbal-beli yang mirip barter sudah merupakan ciri khas Prima Comexindo. Menurut Hashim, potensi pasar Rusia, Uzbekistan, dan Kazakhstan itu besar. Sementara ini baru Prima Comexindo yang berdagang sampai ke sana. ''Kenapa (eksportir lain) harus melulu ke Eropa dan Amerika. Ke Afrika pun bisa,'' tutur Hashim, yang kini mulai menjajaki perdagangan ke Sudan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini