PT Plaza Indonesia Realty, pemilik Grand Hyatt Hotel dan pusat pertokoan serba mewah di Jalan Thamrin, Jakarta, tampaknya semakin mapan. Itu terlihat dari laporan yang disodorkan perusahaan tersebut dalam rapat umum pemegang saham Senin pekan lalu. CEO (Chief Executive Officer) Plaza Indonesia, Meita Korompis, melaporkan bahwa laba perusahaan tahun ini akan meningkat lebih dari 60% jika dibandingkan dengan laba tahun lalu yang sebesar Rp 10,5 miliar. Sedangkan laba tahun 1993 sampai September (belum diaudit) sudah lebih dari Rp 16 miliar. Kok, labanya bisa naik sampai 50%? ''Manajemen yang profesional,'' ujar Meita, sarjana akuntan dari sebuah universitas di Kanada. ''Dengan menerapkan efficiency compete cost,'' katanya lagi. Hotel Grand Hyatt, misalnya. Kendati tingkat hunian hotel tahun ini cuma 70% (merosot 2% dibandingkan dengan tahun lalu), pendapatannya lebih baik daripada tahun 1992. Begitu pula pendapatan dari para penyewa toko. Kendati jumlah yang tersewa kurang lebih sama dengan tahun lalu (96%), banyak penyewa baru yang kini dikenai tarif lebih tinggi. Para penyewa pertama yang masuk lima tahun lalu kena tarif rendah, dan kini sudah habis masa kontraknya. Adapun kebakaran yang marak di dua toko di kompleks ini, Selasa lalu, jelas tidak mempengaruhi omset perusahaan. ''Kebakaran ini membuktikan bahwa sistem pengamanan kebakaran di sini sangat baik. Sprinkler (penyemprot kebakaran) berfungsi baik sehingga kebakaran bisa cepat dikendalikan,'' kata sekretaris perusahaan, Sylvia Ratulangi. Ditambahkannya, sejak Rabu pagi, kecuali dua toko yang terbakar serta toko-toko di sekitarnya yang disegel polisi, semua toko yang lain dan hotel sudah beroperasi normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini