Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berharap Piala Dunia tidak hanya menjadi tontonan, tetapi refleksi sepak bola Indonesia ke depan. Erick mengatakan transformasi sepak bola Indonesia perlu dilakukan secara menyeluruh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Transformasi itu, kata dia, harus mencakup federasi, aparat keamanan, hingga suporternya. “Indonesia tak perlu malu belajar dari negara lain dalam membenahi kualitas sepak bola,” kata Erick dalam keterangan tertulis, dikutip Tempo, Sabtu, 22 Oktober 2022.
Mantan bos Inter Milan ini mencontohkan Jepang yang telah berkomitmen sejak lama dan konsisten dalam menerapkan peraturan untuk mendukung ekosistem sepak bola yang sehat. “Artinya, kita juga harus bisa, tapi ini bukan kerja satu-dua tahun, ini kerja 20 tahun,” ujar Erick.
Baca juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan, Komnas HAM Panggil Ketua PSSI dan Direktur Programming SCM
Erick berujar, ketika Jepang ingin tim nasionalnya maju, mereka sudah mempersiapkan itu sejak 20 tahun lalu. "Dimulai dari liganya yang sehat, dimulai dari tim juniornya, nah itu yang kita harus lakukan," kata ujar Erick.
Erick pun mengomentari soal tragedi Stadion Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober lalu. Tragedi yang menewaskan suporter itu, ucap dia, harus menjadi titik balik perbaikan sepak bola Indonesia pada masa depan.
Dia menyebut 134 korban meninggal dunia karena insiden itu akan menjadi sesuatu yang tidak pernah terlupakan dari sejarah sepak bola Indonesia dan dunia. Masa berkabung akibat meninggalnya seratuan orang itu pun, kata Erick, bukan masa berkabung yang singkat.
Lebih dari itu, tragedi Kanjuruhan adalah rapor merah sepak bola Indonesia. Menurut Erick, tragedi ini adalah tinta hitam yang akan tercatat sepanjang hidup. “Tinta hitam itu akan tercatat selama kita hidup, jadi tidak bisa dilupakan hanya karena ada kegiatan besar yang terjadi seperti ajang Piala Dunia," katanya.
Baca juga: Kasus Kanjuruhan, Komnas HAM Periksa PT Liga Indonesia Baru
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini