Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Etalase Untuk Si Cilik

Pengusaha kecil berkumpul di desa kerajinan, disini orang bisa meneropong seluruh industri kecil, november mendatang akan berdiri desa kerajinan di yogya menyusul jawa timur. (eb)

7 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA pengrajin dan industri kecil lainnya tak lama lagi akan mendapat etalase. Semacam Taman Mini industri. Atau lebih tepat kalau disebutkan Desa Kerajinan. Karena di sini akan berkumpul mereka yang bergerak dalam industri kecil. Mulai dari komoditi kulit sampai emas imitasi. Letaknya di pinggir kota. Bulan November mendatang Yogyakarta sudah akan memiliki sebuah Desa Kerajinan yang terletak 8 km di luar kota. Dibangun di atas tanah seluas 4,6 ha dengan biaya sebesar Rp 1,5 milyar. Kemudian Desember bulan berikutnyaakan berdiri pula di taman dekat kota Sidoarjo, Jawa Timur. Di sini Desa Kerajinan itu terletak di atas tanah seluas 8 ha, menelan biaya Rp 1,4 milyar. DK ini nantinya merupakan pusat kerajinan dari berbagai cabang industri kecil. Benih ide "desa" ini datang dari beberapa pengusaha di Yogyakarta. Sumihardjo (pengusaha batik Giri Kencana), Sukardjo (batik), Habib Pramuhardjono (batik), Pramono Mulyoseputro MD (Perak), Praptowihardjo (keris), Tjiptodihardjo (logam galvani) dan Moch. Salim Bsc. (kulit) memang sudah lama bekerja sama untuk menghadapi sesuatu pesanan. Lantas muncul pikiran untuk menghimpun perusahaan mereka yang berpencaran itu di satu kawasan. Ketika gagasan itu disampaikan kepada Menteri Perindustrian Abdoel Raoef Soehoed kontan saja dia sambut. "Ide itu mengena di hati saya," katanya ketika meletakkan batu pertama Desa Kerajinan di Yogyakarta. Lagi pula sesuai benar dengan RAPBN 80/81 yang memberikan perhatian cukup besar untuk sektor industri kecil. Khususnya pembangunan Mini Industrial Estate di berbagai tempat. Untuk Desa Kerajinan di Sidoardjo saja, pemerintah menyediakan bantuan sebesar 40ø/0 dari seluruh biaya yang Rp 1,4 milyar. Kancing Rem Dengan mengelompoknya pengusaha industri kecil itu semangat berkoperasi diharapkan bisa tumbuh. "Di sini pula tempatnya para pengusaha belajar bekerjasama dalam menghadapi order besar," kata A.R. Soehoed. Yang perlu diperhatikan, katanya, pelayanan bagi mereka yang ada di dalam desa maupun di luar supaya seimbang. Fasilitas mesin, bengkel dan laboratorium supaya samasama dapat dimanfaatkan. Apakah dengan berdirinya Desa Kerajinan ini nanti para pengrajin yang berada di luar akan terpukul? "Saya rasa tidak," ujar Pramono Mulyoseputro, direktur pemasaran PT Wiraswasta Manunggal -- PT yang merupakan hasil gabungan dari 7 perusahaan yang jadi sponsor Desa Kerajinan di Yogyakarta itu. "Sebab TMI ini mewakili obyek yang ada di seluruh Yogyakarta. Kayak Taman Mini begitulah," katanya. Jadi kalau ada yang tak sempat menelusuri industri di seluruh Yogya, mereka bisa meneropong lewat DK itu. Di Yogyakarta DK itu meliputi 30 kapling. Sudah 38 perusahan yang mendaftar. Sedangkan yang di Taman akan menampung 170 industri kecil. Yang mendaftar hampir 300. Di situ nanti akan diproduksi macam-macam komoditi. Perak, emas, rotan, bambu, gamelan dan ukiran kayu. Lengkap pula denan pusat perdagangan di mana hasil industri tadi bisa dipajang. Rupanya tak semua industrialis cilik itu kepingin masuk Desa Kerajinan. Macam-macam alasannya. Mulai dari soal kekhawatiran tak mampu melunasi kredit untuk kapling dan bangunan, sampai ongkos transpor mondar-mandir dari dan ke rumah. Satu di antara mereka adalah Achad Thoyib pengrajin onderdil mobil. Hebat juga bapak ini: 200 macam onderdil dikerjakannya di Ngingas, sekitar 10 km dari Desa Kerajinan Taman, Sidoardjo. Ia membuat kancing rem sampai klem dinamo. Sebulan omsetnya sekitar Rp 5 juta. Ia merasa sudah betah di bengkel yang terletak di belakang rumahnya. "Jam 7 pagi begini sudah bisa mulai kerja biar pakai sarung. Pindah ke Taman wah repot menunggu datangnya buruh, tambah ongkos lagi," katanya. Ia mempekerjakan sekitar 40 buruh yang adalah juga tetangganya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus