Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan dan Pertanian (FAO) di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengadakan pertemuan global di Bali pada 8 hingga 12 Mei 2023. Pertemuan ini dalam rangka melawan pencurian ikan atau penangkapan ikan secara ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur (IUU fishing).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kesepakatan terhadap Tindakan Negara Pelabuhan (PSMA) merupakan perjanjian internasional mengikat pertama yang secara khusus menargetkan IUU fishing. Melalui perjanjian ini, kapal yang melakukan IUU fishing tidak bisa mengakses pelabuhan-pelabuhan di negara-negara yang menyepakati PSMA.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penangkapan ikan yang ilegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur mengancam konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan sumber daya dan ekosistem laut, serta mata pencaharian 600 juta orang di dalamnya," kata Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu dalam sambutannya di Bali pada Senin, 8 Mei 2023.
Dia melanjutkan, perikanan tangkap dan akuakultur berkelanjutan berpotensi besar memberi makan dan menyehatkan populasi dunia yang terus bertambah.
Menurut Dongyu, PSMA dapat mendukung transformasi perikanan berkelanjutan di seluruh dunia. “Kita perlu terus meningkatkan upaya kolektif untuk menciptakan perikanan yang benar-benar berkelanjutan," tutur dia.
Pada pertemuan itu, hadir pula Menteri Kelautan dan Perikanan RI Wahyu Sakti Trenggono. Dalam kesempatan itu Trenggono menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk menghapus praktik IUU fishing.
Menurut Trenggono, Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.504 pulau dan 140 juta penduduk bergantung, yang pada sumber daya laut untuk memenuhi kebutuhan proteinnya dan bekerja di wilayah pesisir di Indonesia.
“Untuk itu Indonesia berkomitmen untuk menciptakan laut yang sehat dan berkelanjutan, serta meniadakan praktik penangkapan ikan penangkapan ikan yang llegal, tidak dilaporkan dan tidak diatur, serta mengintensifkan penegakan hukum,” kata dia.
Pertemuan keempat PSMA diikuti oleh lebih dari 200 delegasi dari seluruh dunia, terdiri dari organisasi pemerintah dan organisasi antarpemerintah. Ada sekitar 120 delegasi yang hadir secara langsung di Bali.
Selama empat hari ke depan, pertemuan PSMA diharapkan membahas isu-isu utama, termasuk strategi meningkatkan efektivitas PSMA dengan Sistem Pertukaran Informasi Global (GIES). GIES merupakan suatu teknologi informasi yang dikembangkan FAO untuk berbagi informasi mengenai kebijakan Negara Pelabuhan dan kebutuhan pengembangan kapasitas negara-negara berkembang dalam memerangi IUU fishing.
Baca juga: Ganjar, Prabowo, atau Anies? Ini Kriteria Calon Presiden Pilihan Aktivis dan Buruh Perempuan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.