Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Gelar RUPS, Bank Milik Chairul Tanjung Ini Setujui Rencana Rights Issue

Bank Harda Internasional menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue.

8 Mei 2021 | 11.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Chairul Tanjung. TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank Harda Internasional Tbk. menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Hal tersebut adalah satu dari 10 mata acara rapat yang digelar bank milik pengusaha Chairul Tanjung yang digelar pada Jumat, 7 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Agenda rapat yang tercantum dalam website IDX disetujui semua," kata Sekretaris Perusahaan Bank Harda Kemal Sindi saat dihubungi kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya Bank Harda sudah menyampaikan 10 mata acara RUPS ke otoritas Bursa Efek Indonesia. Kesepuluh agenda rapat itu adalah:

1. Pembahasan Rencana Rights Issue

Bank Harda merencanakan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue. Jumlah saham yang direncanakan untuk diterbitkan sebanyak 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Jumlah saham itu setara dengan 64,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor perseroan.

2. Penetapan Penggunaan Laba 

Rapat juga merencanakan penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020.

3. Penetapan Gaji Direksi dan Komisaris

Rapat mengagendakan penetapan gaji dan honorarium bagi direksi dan jajaran komisari s perseroan untuk tahun buku 2021.

4. Penunjukkan Kantor Akuntan Publik

RUPST juga menyetujui penunjukkan kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan tahun buku 2021.

5. Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan

6. Persetujuan Peningkatan Modal Dasar Perseroan

7. Persetujuan Penambahan Modal

Persetujuan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu

8. Perubahan susunan pengurus perseroan.

9. Perubahan nama perseroan

10. Perubahan logo bank.

Sepanjang tahun 2020, Bank Harda membukukan laba Rp 37,01 miliar, setelah merugi dua tahun beruntun yakni Rp 123,14 miliar pada 2018 dan Rp 36,55 miliar pada 2019. Oleh karena itu, maka selama tahun 2020 Bank Harda tidak melakukan pembagian dividen.

Sebelumnya, perusahaan yang dimiliki oleh Chairul Tanjung, PT Mega Corpora telah resmi menjadi pemegang saham pengendali PT Bank Harda Internasional Tbk. pada pertengahan Maret lalu.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Senin, 15 Maret 2021, manajemen Bank Harda melaporkan hal tersebut. Mega Corpora resmi mengambil alih 73,71 persen saham bank dengan kode BBHI tersebut atau sebanyak 3,08 miliar saham dengan jumlah nominal Rp 308,44 miliar.

Usai proses akuisisi, per 15 Maret 2021 itu pula, pemegang saham lainnya dengan kepemilikan di bawah 5 persen sebesar menggenggam total 26,28 persen saham dengan nilai Rp 109,9 miliar.

Jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Bank Harda tercatat sebanyak 4,18 miliar saham dan saham dalam portepel sebanyak 5,81 miliar saham. Secara total, jumlah modal dasar BBHI terdiri dari 10 miliar saham dengan jumlah nominal Rp 1 triliun.

BISNIS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus