LANGIT di atas Pulau Dcwata kini semakin bergelegar. Dan Bali semakin dibanjiri turis. Hal itu karena maskapai penerbangan asing memulai memenuhi undangan Garuda Indonesia untuk terbang langsung dari luar negeri ke Denpasar. Qantas dari Australia, JAL dari Jepang, SIA dari Singapura, MAS dari Malaysia, dan KLM dari Belanda kini secara teratur terbang ke sana. Garuda sendiri sudah membuka rute Bali -- Filipina-Taiwan, Bali-Mesir Bali-Guam, dan Bali-Los Angeles. Bahkan pesawat carteran, termasuk jenis Concorde yang memekakkan telinga, sudah diperkenankan mendarat di sana. Rabu pekan lalu, untuk kedua kalinya Bandar Udara Ngurah Rai dihinggapi Concorde. Yang pertama, beberapa bulan lalu, membawa rombongan Presiden Prancis Francois Mitterrand, tapi pekan lalu Concorde dari Inggris itu membawa 92 turis yang dikirim biro perjalanan Speed Bird London. Menurut sumber TEMPO di mitra Speed Bird PT Bali Tours & Travel di Denpasar, rencananya mulai Februari 1987 Concorde Inggris akan mendarat di Bali sekali sebulan. Pihak berwenang di Bandara Ngurah Rai mengungkapkan kepada TEMPO, Concorde diperkenankan terbang di Indonesia asalkan tidak menggunakan kecepatannya yang dua kali kecepatan suara. Fasilitas angkutan udara dari lima benua yang kini terentang ke Pulau Dewata itu tampaknya juga sudah diikuti perbaikan fasilitas perhotelan. Menyambut akhir tahun ini, Sanur Beach Hotel, misalnya, telah mengeluarkan Rp 3 milyar untuk perbaikan kamar, penggantian karpet, kain ranjang, lampu, televisi dan video, serta dekorasi. Sedangkan Hyatt Hotel telah mengeluarkan Rp 1 milyar untuk hal seperti itu. Tak khawatir akan mubazir? "Tahun ini memang istimewa," ujar para pengelola hotel berbintang di Bali. Nusa Dua Beach Hotel, misalnya, sejak Januari hingga Oktober tahun ini mencatat penjualan 73% dari 450 kamarnya, atau 10% di atas tahun silam. Sedangkan 178 kamar Pertamina Cottage, menurut General Manager Hadi Taryoto, sampai bulan ini rata-rata terisi 68%, atau 7% di atas tahun silam. Hotel Bali Sol, yang baru diresmikan tahun silam, sudah terisi rata-rata 40%, dari 500 kamarnya. Menurut data Kantor Dinas Pariwisata Bali, wisatawan yang mengalir ke Bali dari Januari sampai Oktober tahun ini mencapai 199.568 orang, sedangkan tahun silam 174.789 orang. Arus turis asing ke Bali terasa meningkat terutama sejak pertengahan 1986. Sampai Juli lalu, wisatawan asing yang mendarat di Bali dengan pesawat rata-rata baru 18.000 orang per bulan, tapi sejak Agustus naik mencapai 27.000. Diduga, tahun depan akan semakin meningkat, karena penerbangan langsung ke Bali diharapkan sudah dikenal. Pembukaan rute Bali-Amerika oleh Garuda, menurut General Manager Garuda untuk Amerika Utara, Harry Soeherman, diharapkan membawa 1.000 turis AS kemari. Sedangkan Garuda dari Eropa, dengan rute ke Prancis dua kali seminggu, akan mempermudah orang Prancis kemari. Minat yang cukup besar membuat maskapai UTA Prancis, mulai April mendatang, ingin terbang juga langsung ke Bali, sekali sepekan. Orang Prancis tentu tak akan kikuk menginap di Club Meditteranee, hotel PMA Prancis, yang akan diresmikan bulan depan. Sementara itu, dari Inggris, pesawat Concorde carteran memang baru akan sekali sebulan. Akhir tahun ini, sudah bisa dipastikan, sekitar 4.500 kamar di tujuh hotel berbintang di Pulau Dewata itu bakal terisi semuanya. Kamar-kamar Nusa Dua Beach Hotel, Bali Sol, Putri Bali, Sanur Beach, Pertamina Cottage, Bali Hyatt, dan Bali Beach sudah habis dipesan turis untuk 23 Desember hingga 4 Januari. Kebanyakan pesanan sudah diajukan sejak awal tahun ini. Bahkan Bali Sol Hotel, yang menghebohkan bisnis pariwisata akhir tahun lalu karena "menolak" sebagian tamunya dari luar negeri, tahun ini ternyata masih digandrungi. Untuk mencegah terulangnya kasus Bali Sol, Menteri Pariwisata dan Postel Achmad Tahir beberapa hari lalu meminta pengertian para pejabat pemerintah dan keluarganya agar tidak berlibur Natal & Tahun Baru di Bali. Memang menurut kalangan pengusaha hotel di Bali, sebenarnya tidak jadi masalah kalau pejabat yang ingin berlibur ke Bali memesan hotel sejak jauh-jauh hari. Tapi, biasanya, turis domestik demen memesan kamar secara mendadak. "Pesanan pejabat tentu sulit ditolak. Apalagi bisnis perhotelan kita masih banyak yang di bawah pemerintah," ujar seorang pimpinan hotel di Bali. Sedangkan sekarang ini, hotel-hotel yang belum berbintang, beberapa di antaranya terdapat di pantai Kuta, juga sudah dipesan orang. Namun, bila turis domestik ingin juga berlibur akhir tahun ke Pulau Dewata, menurut Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Oka Pemayun masih tersedia sekitar 6.500 kamar di hotei tak berbintang dan losmen. Bila itu pun belum mencukupi, wismawisma instansi pemerintah kemungkinan akan dibuka juga bagi umum. Hal itu, menurut Direktur Bina Akomodasi & Aneka Wisata Ditjen Pariwisata Djulham Muslichun, dimaksudkan agar tidak sampai ada lagi turis tak kebagian penginapan. Ternyata, bukan hanya pejabat yang suka ngotot mendapatkan kamar di hotel berbintang pada musim ramai. Menurut kalangan pengusaha biro perjalanan, devaluasi dan kenaikan fiskal baru-baru ini menyebabkan peningkatan turis domestik. Manajer dari PT Vaya Tour, Paul Lengkong, mengungkapkan bahwa ada turis domestik berani membayar berapa saja, asalkan bisa mendapatkan kamar di Bali pada musim liburan mendatang. Karena 150 kamar yang biasa dikontrak Vaya Tour di Bali sudah terpesan, maka kepada pemesan mendadak hanya bisa ditawarkan sasaran lain seperti Lombok Yogyakarta, Medan, dan Ujungpandang. Tapi, dewasa ini, sebenarnya bukan hanya Bali yang kini panen turis. "Hotel-hotel di Parapat dan Tana Toraja juga penuh," ujar Sujud Adiwikarta, General Manager Satriavi Tours & Travel. Penuhnya hotel-hotel di luar Bali, antara lain, karena turis asing pun kini mulai menyukai obyek-obyek baru. Biro perjalanan seperti Satriavi, bekerja sama dengan Garuda, akhir-akhir ini memang gencar menawarkan paket-paket wisata domestik yang sangat miring harganya kepada penumpang Garuda dari luar negeri. Paket Jakarta-Medan-Toba, misalnya, ditawarkan mulai dengan US$ 118 (sekitar Rp 200.000) -- termasuk tiket pesawat, hotel, angkutan darat, serta makan pagi dan siang selama lima hari empat malam. M.W.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini