Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Groundbreaking Proyek Smelter Hijau Nikel di Morowali, Airlangga: Total Investasi Rp 37,5 triliun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan smelter di Morowali, Sulawesi Tengah.

10 Februari 2023 | 22.42 WIB

Perusahaan Wajib Setor Dana Investasi Smelter
Perbesar
Perusahaan Wajib Setor Dana Investasi Smelter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan proyek pertambangan dan pengolahan terintegrasi PT Vale Indonesia Tbk. (Vale) dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Groundbreaking tersebut bertempat di Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat, 10 Februari 2023. Lokasi pertambangan itu di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi. Sedangkan lokasi pabrik pengolahan yang berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Alokasi total biaya investasi untuk proyek tersebut mencapai Rp 37,5 triliun dengan kapasitas produksi mencapai 73 ribu ton per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat, 10 Februari 2023.

Menurut Airlangga, proyek pembangunan smelter itu bisa diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun. Proyek itu pun diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi, khususnya di Sulawesi Tengah. Ia juga menilai proyek itu juga dapat membantu menyerap tenaga kerja sekitar 12 ribu hingga 15 ribu saat masa konstruksi dan sekitar 3 ribu tenaga kerja saat operasional.

Airlangga berharap proyek ini mendorong groundbreaking smelter berikutnya. Pasalnya, smelter nikel merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam. 

"Hal itu akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33 persen pada 2030," tuturnya.

Airlangga berujar ini merupakan pabrik green smelter pertama yang ada di Indonesia. Ia menjelaskan smelter tersebut berbasis gas LNG yang merupakan green energy, green product, dan green mining. 

Sebagai informasi, berdasarkan catatan Kemenko Perekonomian, produksi nikel Indonesia menempati peringkat pertama yaitu sebesar 1 juta ton. Angka tersebut melebihi Filipina sebesar 370 ribu ton dan Rusia sebesar 250 ribu ton. Airlangga mengklaim hilirisasi nikel sepanjang 2022 telah berkontribusi 2,17 persen terhadap total ekspor non migas.

RIANI SANUSI PUTRI 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus