Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia menggelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun 2022 yang dimulai pada Kamis-Minggu, 5-9 Oktober 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan acara Road to ISEF 2022 yang sudah digelar sejak April 2022 menghasilkan omzet senilai Rp 9,43 triliun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Rangkaian acara Road to ISEF menghasilkan capaian yang Insya Allah penuh keberkahan. Kita lakukan business matching dan showcasing international yang diikuti lebih dari 372 ribu peserta dengan omzet yang dihasilkan mencapai Rp9,43 triliun,” ujar dia di acara pembukaan ISEF 2022 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ISEF merupakan acara tahunan terbesar di Indonesia yang menjadi wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi dan keuangan syariah (Eksyar). Adapun tahun ini diselenggarakan secara hybrid dengan tema Recover Together Recover Stronger: Optimizing Sharia Economy and Finance For Inclusive Recovery.
Sementara Road to ISEF 2022 yang dilaksanakan sejak April 2022 itu melalui tiga festival syariah di Sulawesi Salatan, Aceh, dan Jawa Timur. Pelaksanaan ISEF 2022 juga dibagi dalam 3 topik utama yaitu economic inclusion, halal & green lifestyle dan digitalization.
“Kita menghadirkan tiga hal spesial di ISEF ke-9 tahun 2022 ini, antara lain penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival dimana ada 163 desainer yang kita hadirkan untuk 17 kegiatan dengan 1.256 karya,” kata Perry.
Apabila dilakukan tiga tahun berturut-turut, Perry meyakini bahwa ndonesia International Modest Fashion Festival akan menjadi festival internasional fashion sopan terbesar di dunia. Melalui ISEF 2022 pemerintah juga mengakselerasi sertifikasi halal di Indonesia agar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mudah mendapatkan sertifikat halal.
“Tahun ini ISEF membawa misi mengintegrasikan pemikiran dan upaya dari seluruh penggiat ekonomi syariah (EKSyar) dalam pengembangan EKSyar guna mendukung Indonesia sebagai Pusat Pengembangan Eksyar Dunia,” tutur Perry.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.