Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Hallo, Pasanglah Di Sini

Iklan obat-obatan produksi nasional dimuat di majalah terbitan luar negeri. Dirjen POM dr. Midian Sirait menganjurkan agar iklan perusahaan farmasi dipasang di media kedokteran terbitan Indonesia. (md)

9 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMERINTAH RI nampaknya sudah sependapat bahwa betapa janggalnya pemasangan iklan obat-obat produksi nasional di majalah terbit luarnegeri, sementara sasarannya adan dokter Indonesia sendiri. Majalah kedokteran asing itu, misalnya, Medical Progress dan Asian Medical News, yang datang dari Hongkong. Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Depkes, Dr Midian Sira dalam surat edaran tanggal 15 Mei menganjurkan kepada perusahaan farmasi nasional maupun asing yang berada di sini supaya memasang iklan di berbagai media kedokteran yang terbit di Indonesia saja. Iklan lokal semua lari ke majalah kedokteran yang terbit di luarnegeri, karena masih lemahnya penerbitan khusus kedokteran di sini. Namun setelah munculnya berkala majalah seperti Media Aesculapius, Medika dan beberapa lagi yang terbitkan oleh perhimpunan ahli, keadaan itu tetap saja berjangkit. Mutu cetak dan penulisan kelihatana membuat para dokter menjadi kecanduan terbitan luarnegeri itu. "Lagipula banyak dokter yang snob, lebih senang dengan majalah dalam bahasa Inggeris, sekalipun itu hanya sebagai hiasan di meja tamu," kata seorang dokter. Untuk melayani kegemaran tersebut beberapa penerbitan memuat tulisan dalam bahasa Indonesia dan Inggeris. Medika yang semula bersemangat untuk hanya menggunakan "bahasa Indonesia yang baik dan benar," mendekati ulangtahunnya yang ke empat -- bulan Juni -- juga mengalah. Beberapa artikelnya (mengenai perkembangan dunia kedokteran di luarnegeri) muncul pula dalam bahasa Inggeris. Gabungan Pengusaha Farmasi menyambut baik seruan Midian Sirait itu. "Iklan obat itu timbul karena perkembangan bisnis dalam negeri. Sudah sewajarnyalah media dalam negeri ikut terbantu oleh perkembangan bisnis tersebut. Lagi pula di sini sudah cukup media kedokteran dan farmasi yang bermutu," sambut Eddie Lembong, anggota pimpinan gabungan itu. GP Farmasi merencanakan pertemuan dalam waktu dekat ini untuk membicarakan surat edaran Dr Sirait tadi. "Perusahaan asing akan kami undang dan akan kami beritahukan bahwa surat edaran tersebut bukan bertujuan memusuhi perusahaan asing, tapi sekedar mengajak mereka supaya membantu pertumbuhan media kedokteran dalam negeri," kata Lembong lagi. Bagi Medika sendiri, menurut Pemimpin Redaksinya, dr Kartono Mohamad, surat Dirjen itu menunjukkan suatu pengertian pemerintah untuk mengembangkan penerbitan dan jurnal kesehatan dalam negeri dan menunjang perkembangan ilmu kedokteran Indonesia. Iklan yang masuk ke majalah yang diasuhnya sudah lumayan ampai akhir tahun ini. "Saya menyambut surat edaran tersebut dari sudut patriotisme. Masak kita memproduksi obat dalam negeri untuk konsumen dalam negeri, tapi pakai iklan media luarnegeri," katanya. Tapi masih terbayang kesulitan. "Kita bisa mengajak mereka yang berdomisili di sini untuk tidak memuat iklan di Hongkong atau Pilipina. Tapi bagaimana kalau perusahaan itu berpusat di Swiss atau Amerika dan langsung memasang iklannya ke sana?" tanya seorang pejabat di POM. Perusahaan multi nasional sepantasnya akan lebih senang memasang di majalah terbitan Hongkong atau Manila tadi, karena mutu cetak yang baik. "Sampai sekarang ini media kedokteran kita belum bisa menandingi media kedokteran asing. Itulah makanya iklan hasil industri farmasi sulit masuk ke media kedokteran lokal," komentar Savrinus Suardi, ketua Persatuan Pengusaha Periklanan Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus