Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Harga Beras Naik, Berikut 5 Ragam Jenis Beras yang Beredar di Pasaran

Harga beras dikeluhkan masyarakat terus naik. Apa yang menjadi penyebabnya? Berikut beberapa jenis beras yang terdapat di pasaran.

18 September 2023 | 08.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Harga beras kian naik. Hal itu disinyalir akibat dari musim kemarau panjang dan kedatangan El Nino. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras eceran pada Agustus 2023 naik 1,43 persen dibandingkan Juli 2023. Secara tahunan, beras naik jadi 13,76 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kementerian Pertanian mengungkapkan El Nino telah membuat produksi beras berkurang sampai 1,5 ton. Itu yang membuat harga beras melonjak di Indonesia. Rata-rata harga beras pada Agustus menurut BPS berkisar 10 sampai 12 ribu rupiah per kilo gram.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harga beras medium kian melonjak seiring kekeringan akibat fenomena alam El Nino. Berdasarkan laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional dari Bank Indonesia, harga beras medium tertinggi per 17 September 2023 tercatat di Kalimantan Tengah sebesar Rp 18.150 per kilogram. 

Di posisi kedua, harga beras tertinggi di Kalimantan Selatan, yaitu Rp 17 ribu per kilogram. Disusul, Sumatera Barat sebesar Rp 15,750 per kilogram dan di DKI Jakarta Rp 15.750 per kilogram. Kemudian, di Riau sebesar Rp 15.100 per kilogram. 

Lantas, apa saja jenis beras yang sering ada di pasaran?

1. Setra Ramos atau IR 64

Beras Ramos adalah beras yang berjenis IR 64 atau varietas yang paling umum di Indonesia. Beras jenis ini terasa pulen tetapi tidak lengket ketika dimasak.

Beras ini memiliki ciri fisik berupa bulir yang aga lonjong dan tidak bulat. Berwarna putih dan tidak mengeluarkan aroma wangi. Biasanya beras ini dimasak menjadi nasi, tetapi jika berumur lebih dari tiga bulan, beras ini biasanya tidak jadi pulen atau agak keras.

2. Pandan Wangi

Beras ini berasal dari Cianjur. Berbeda dengan Setra Ramos yang tidak menghasilkan wangi, beras Pandan Wangi memiliki harum yang mirip daun pandan saat dimasak. Rasanya juga pulen.

Beras Pandan Wangi memiliki ciri fisik berbentuk cenderung bulat yang ujungnya tidak runcing. Warnanya agak putih bening dan kekuningan disertai wangi pandan. Dilansir dari Tempo, Jika ada beras yang berbiji panjang tetapi wanginya seperti pandan, bisa dipastikan bahwa beras itu dicampur pewangi kimia.

3. Rojolele

Rojolele berasal dari Jawa Tengah. Beras jenis ini merupakan beras lokal. Beras ini di beberapa daerah juga disebut sebagai Beras Muncul. Ciri fisik dari Rojolele biasanya berbulir panjang dan cenderung bulat. Sebagian warnanya putih susu dan tidak menghasilkan wewangian.

4. IR 42

Beras ini mirip dengan beras Setra Ramos atau IR 64. Secara fisik, beras ini berukuran lebih kecil dan menghasilkan nasi yang kurang pulen serta keras dan kering.

5. Beras Solok

Beras ini berasal dari Sumatera Barat. Beras lokal ini juga menghasilkan beberapa jenis, seperti beras Cisokan, Anak Daro, dan Caredek.

Beras Solok Anak Daro sering diminati masyarakat. Beras ini biasanya berbulir agak kecil tetapi membesar ketika dimasak.

Beras memang menjadi penyumbang terbesar sumber karbohidrat utama di Indonesia. Menurut laporan BPS berjudul Distribusi Perdagangan Komoditas Beras Indonesia 2022 beras menyumbang 80 persen sumber karbohidrat. Selain beras, ada Jagung (3,36 persen), Kentang (3,10 persen), Ketela Pohon (6,89 persen), Ketela Rambat (3,36 persen), dan Talas (1 persen).

ANANDA BINTANG  l TIM TEMPO.CO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus