Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Bitcoin Naik 8 Persen, Analis: Tren Penguatan Kripto Diperkirakan Berlanjut

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif pada Senin, 30 Januari 2023.

29 Januari 2023 | 12.17 WIB

Ilustrasi Bitcoin. REUTERS
Perbesar
Ilustrasi Bitcoin. REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Harga mata uang digital Bitcoin (BTC) naik 8 persen pekan ini. Sementara tren penguatan harga aset kripto diperkirakan terus berlanjut. Hal itu dikatakan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurutnya, harga BTC stabil di dekat level US$ 23.100 pada Jumat, 27 Januari 2023 pukul 18:00 UTC. Sebabnya, pasar mempertimbangkan dampak potensial dari kebangkrutan Genesis Capital pada Kamis, 19 Januari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam perdagangan pasar Amerika Serikat (AS), Minggu, 29 Januari 2023 pukul 10.10 WIB, BTC menguat di harga US$ 23,129.70 per koin (+0,20 persen) dengan volume transaksi sebesar US$ 17,28 miliar dan kapitalisasi pasar US$ 445,78 miliar. 

"Sedangkan untuk perdagangan Senin (30 Januari 2023), Bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif, namun menguat di kisaran US$ 22.234.70 per koin hingga US$ 23.994.00 per koin," kata Ibrahim.

Dia menuturkan tren penguatan harga aset kripto masih berlanjut. Ini seiring dengan melambatnya laju inflasi di AS yang sepanjang tahun lalu menekan pergerakan harga kripto. 

Lalu pasar berkonsolidasi di sekitar ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih kecil dari pertemuan bank sentral AS Federal Reserve atau the Fed minggu depan.

Ibrahim mengatakan Senator Republik Texas Ted Cruz mendorong Kongres Amerika Serikat untuk mengadopsi mata uang kripto di dalam aulanya menggunakan insentif yang mungkin disetujui kedua belah pihak unutk makanan. 

"Cruz memperkenalkan resolusi bersamaan tertanggal 25 Januari yang hanya mengizinkan mesin penjual otomatis dan kontraktor layanan makanan yang menerima kripto sebagai opsi pembayaran di Capitol AS," papar Ibrahim.

Adapun rilis data pertumbuhan Q4 sedikit lebih kuat dari yang diharapkan dari AS pada Kamis tidak banyak mengubah kalkulus itu, dengan rincian angka menunjukkan pengeluaran konsumen riil melambat lebih dari yang diharapkan dan indeks triwulanan untuk pengeluaran konsumsi pribadi juga secara mengejutkan turun tajam. 

Berdasarkan jajak pendapat Reuters pada pekan lalu, mayoritas ekonom AS memperkirakan the Fed akan memperlambat kebijakan pengetatan moneternya. Pada pertemuan berikutnya, the Fed diproyeksi mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. 

“Sentimen positif terhadap pergerakan kripto datang dari salah satu indikator tingkat inflasi, yang masih jauh di atas target. Ini terlihat dari indeks harga produsen di AS menunjukan adanya perlambatan. Tercatat, pada pertengahan 2022 indeks harga produsen AS mencapai 18 persen secara tahunan, sementara pada penghujung tahun menyusut menjadi 6,2 persen,” kata Ibrahim mengutip analis PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi.

Ibrahim melanjutkan, pendukung Crypto akan bijaksana untuk mengawasi nonfungible token (NFT) dan aplikasi merek dagang metaverse tahun ini, yang merupakan 'sinyal yang dapat diandalkan' dari rencana penggunaan di masa depan.

Pengacara kekayaan intelektual Michael Kondoudis mengatakan pada Cointelegraph, banyak orang mungkin berpikir perusahaan besar hanya melompat ke tren NFT sebagai hal baru, "tidak mungkin" mendaftarkan merek dagang di Amerika Serikat tanpa niat untuk menggunakannya.

Terlepas dari arus berita kripto dan makroekonomi negatif baru-baru ini, total kapitalisasi pasar cryptocurrency menembus di atas US$1 triliun pada Sabtu, 21 Januari 2023. Menutur Ibrahim, metrik derivatif yang tak menunjukkan peningkatan permintaan dari pedagang bearish saat ini adalah tanda yang menggembirakan.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

Amelia Rahima Sari

Alumnus Antropologi Universitas Airlangga ini mengawali karire jurnalistik di Tempo sejak 2021 lewat program magang plus selama setahun. Amel, begitu ia disapa, kembali ke Tempo pada 2023 sebagai reporter. Pernah meliput isu ekonomi bisnis, politik, dan kini tengah menjadi awak redaksi hukum kriminal. Ia menjadi juara 1 lomba menulis artikel antropologi Universitas Udayana pada 2020. Artikel yang menjuarai ajang tersebut lalu terbit di buku "Rekam Jejak Budaya Rempah di Nusantara".

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus